PERKEMBANGAN FASE AWAL KANAK-KANAK

Oleh Mad Solihin

PENDAHULUAN

Perkembangan anak (khususnya usia dini) penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua dan guru. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Anak usia dini sendiri merupakan kelompok yang berada dalam proses perkembangan unik. Dikatakan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersamaan dengan golden age (masa peka/masa keemasan). Begitu pentingnya sehingga sangat mempengaruhi apa dan bagaimana mereka di masa yang akan datang.
Berikut merupakan kata mutiara dari Dorothy Law Nolte (1945): “Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan”.
Menurut Hasan yang dikutip oleh Wiji Hidayati dan Sri Purnami,[1] ada empat pola pengasuhan orang tua kepada anak meliputi pola asuh otoritatif, otoriter, permisif dan tidak terlibat. Isalam cenderung mengajarkan orang tua untuk memberikan pengasuhan dengan gaya otoritatif, hal ini tersirat dalam hadits berikut : “... dari Ibnu ‘Abbas ra. Seseungguhnya Rasulullah saw. Bersabda: Akrabilah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan adab yang baik (HR. Ath Thabarani). Dalam hadits lain dijelaskan “Muliakanlah (hormatilah) anak-anakmu dan didiklah mereka dengan adab yang baik (HR Ibnu Majah).

Dalam proses orang tua mengekspresikan kasih sayang dan menghormati otonomi anak-anaknya, islam juga mengajarkan kepada orang tua untuk menjelaskan adab yang merupakan batasan yang mereka harapkan dari seorang anak.

RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian perkembangan faseawl kanak-kanak?
2.      Apa Ciri-ciri masa kanak-kanak?
3.      Aspek apa saja yang ada dalam perkembangan fase awal kanak-kanak?
 



 PEMBAHASAN
1.      Pengertian Masa Kanak-Kanak
Masa awal kanak-kanak adalah masa awal mulai usia 2 tahun samai 6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa pra sekolah, dimana anak pada umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak, yang dalam psikologi islam, fase ini disebut dengan fase al-thifl.[2]
2.      Ciri-ciri Masa Kanak-Kanak[3]
Salah satu ciri-ciri masa kanak-kanak adalah sebutan yang biasanya diberikan oleh orang tua, pendidik dan ahli psiklogi.
a.       Sebutan dari orang tua
Sebagian orang tua menganggap bahawa masa kanak-kanak adalah masa yang mengandung masalah atau sulit. Ini dikarenakan karena dalam masa tersebut anak cenderung bandel, kerasa kepala, tidak menurut dan melawan.
Selain itu, orang tua juga sering menganggap bahwa masa kanak-kanak sebagai usia mainan. Karena sebagian besar waktu digunakan untuk bermain.
b.      Sebutan yang digunakan Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidika formal.
c.       Sebutan yang digunakan oleh Para Ahli Psikologi
Ada beberpa sebutan yang digunakan oleh alhi psikologi untuk masa kanak-kanak, diantaranya adalah usia kelompok, yaitu masa dimana anak mempelajari dasar-dasr perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi. Kedua usia menjelajah, yaitu sebuah sebutan yang menunjukan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanisnya, bagaimana perasaaan dan bagaimana ia mendapat bagian dari lingungan. Ketiga, usia bertanya, yaitu usia dimana seorang anak bertanya terhadap apa yang ia temui. Keempat, usia meniru, yaitu masa dimana seorang anak mempunyai kecenderungan untuk meniru pembicaraan dan tindakan orag lain.
3.      Aspek-aspek Perkembangan

a.      Perkembangan Fisik
Pertumbuhan tinggi dan berat badan, pada masa kanak-kanak awal rata-rata akan bertambah tinggi 6,24 cm setiap tahn, dan bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat badan harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir.
Tulang dan otot anak mengalami pengerasan yang bervariasi pada bagian-bagan tubuh. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan berat sehingga anak lebih kurus walaupun beratnya bertambah. Selain itu, selama mas 4-6 bulan pertama dari awwal masa kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir yakni geraham belakang muncul. Dan selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal yakni gigi seri tengah yang pertama kali lepas, dan digantikan dengan gigi tetap.
b.      Perkembangan Motorik
Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mempelajari ketrampilan tertentu, menyangkut ketrampilan tangan dan kaki. Misal ketrampilan kaki dalam berjalan secara otomastis dimulai pada usia tiga tahun, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat berjalan tanpa keukaran. Dan pada usia 4 tahun, seorang anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa.[4]
Dalam hal ketrampilan tangan, seorang anak sudah mulai melempar dan menangkap bola, menggunakan gunting, dapat mementuk tanah liat, mewarnai dan menggambar dengan pensil atau krayon.
c.       Perkembangan Intelektual
Pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan.
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa ini berada dalam tahap perkembangan praoperasional (2-7 tahun). Yaitu suatu masa dimana cara berpikir seorang anak belum matang, masih kacau dan belum terorganisasi.
Perkembangan praoperasioanal ini bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna mengenai objet permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi.[5] Selain itu, sehubungan dengan pengembangan intelektual yang masih terbatas itu ialah bahwa pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi lingkungan yang ia tanggapi sangat dipengaruhi oleh watak egocentrism (egosentrisme). Maksudnya anak belum bisa memahami pandangan-pandagan orang lain yang berbeda dengan pandangannya sendiri. Ini disebabkan oleh terbatasnya conservation (konservasi/pengekalan), yakni operasi kognitif yang berhubungan dengan pemahaman seorang anak terhadap aspek dan dimensi kuantitatif materi lingkungan yang ia renspon.[6]
Sebagi contoh, seorang anak akan cederung mengatakan bahwa air di botol kecil tinggi lebih banyak daripada air di botol besar pendek, meskipun ukuran kedua gelas tersebut dituangi air dengan ukuran yang sama.    
d.       Perkembangan Bahasa dan Bicara
Bahasa dibutuhkan untuk komuniksi dengan dunia luar.
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat diklarifikasikan ke dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Masa usia 2-2 th 6 bulan
a.       Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna
b.      Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan
c.       Anakbanyak menanyakan nama dan tempat, apa, dimana dan dari mana
d.      Aak sudah banyak menggunakan kata-kata yag berawalan dan berahiran.
2.      Masa usia 2 th 6 bulan-6 th
a.       Anak sudah dapat menggunaka kalimat majeuk beserta anak kalimatnya
b.      Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat melalui pertanyaan kapan, kemana, kenapa dan bagaimana.

e.         Perkembangan sosial-emosional
Menurut Erik Erikson perkembangan sosial-emosiaonal dibagi menjadi beberapa tahap:
Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.

f.       Perkembangan Moral
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip  abstrak tentang benar dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan-peraturan kerena tidak mengerti manfaatnya sebagai anggota kelompok sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Wiji dan Sri Purnawati, (2008) Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Teras
Hurlock, Elizabeth B, (1980) Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Haditono, Siti Rahayu, (2002) Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Syah, Muhibbin, (2012) Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada  






[1] Hidayati, Wiji dan Sri Purnawati, Psikologi Perkembangan, 2008, Yogyakarta: Teras Hal 118

[2] Ibid Hal 118
[3] Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, 1980, Erlangga: Jakarta Hal 108
[4] Haditono, Siti Rahayu, Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya, 2002, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, Hal 106
[5]Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, 2012, Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada Hal 28
[6] Ibid hal 29

Post a Comment

Previous Post Next Post