Malam
ini aku sempatkan waktu untuk melihat film Jokowi yang baru saja aku copy tadi
siang dari laptop milik temannya Tohirin. Padahal sebenarnya aku tak terlalu
suka melihat film di laptop apalagi sengaja untuk menontonnya dan sendiri lagi.
Akan tetapi karena aku sedikit terinspirasi oleh tulisannya Bang Romi Satrio
Wahono Pendiri web Ilmukomputer.com dalam buku yang berjudul Dapat Sih dari
Universitas? Yang menulisakan tentang kebiasaan tidurnya yang hanya sekitar 3
samapi 4 jam dalam waktu sehari dan itu telah ia biasakan sejak masuk sekolah SMA Taruna Nusantara, aku
menjadi ingin mencobanya.
Dari
menonton film Jokowi tersebut aku menemukan beberapa nilai-nilai kehidupan yang
aku catat dalam lembaran kertas. Diantara nilai-nilai itu adalah :
1. Terlahir dari orang miskin itu tidaklah salah, akan tetapi mati dalam keadaan miskin itulah yang salah.
Pesan itu disampaikan ketika Jokowi kecil kecewa karena keadaan
orang tuanya yang miskin dan baru saja digusur karena desa yang ia tempati akan
dijadikan sebagai terminal. Dari situ ia keluhkan nasibnya kepada ayahnya, ia
ingin seperti anak yang lain, mempunyai rumah sendiri dan tidak
berpindah-pindah terus. Maka ia tinggalkan ayahnya dengan perasaan kesal pergi
memancing. Saat memancinglah ayahnya menusul dan menyampaikan pesan di atas
sambil menunjukan nasib anak-anak lain yang sedang berenang di sungai.
2. Baju itu bagus atau tidak tergantung siapa yang memakainya
Pesan ini disampaiakan saat ia mengeluh karena keinginannya untuk
melanjutkan pendidikan di sekolah favorit tak ia dapatkan. Maka sang ayah
dengan bijaknya menasehati bahwa baju itu bagus atau tidaknya tergantun pada
kualitas sipemakainya.
3. Menang tanpa membuat musuh merasa dikalahkan ataupun direndahkan
Pesan ini tergambar dalam
percakapan ketika Jokowi dan ayahnya sedang maan soto di warung. Ayah Jokowi
mengawali pesannya dengan berharap Jokowi harus seperti penjual soto, yang
melayani semua pembeli dengan segala macam permintaanya. Karena memang seperti
tulah tabiat manusia, bermacam-macam jenis dan karakternya.
4. Setiap orang mempunyai jalan takdir sendiri-sendiri
Takdir itu kitalah yang menentukan, mau jadi apa tergantung dari
apa yang kita lakukan.
Tags
Kisah