Oleh : Agus Syarifudin
Okey kawan kali ini saya ingin berabagi ilmu dengan kalian. Gratis dan pokokny dijamin puas sekaligus gak mengecewakan sebagai ilmu tambahan. Tapi ingat bagi para mahasiswa yang disuruh buat tugas atau makalah kalau ingin copas disertakan alamat link nya juga.
Dan kalau boleh kasih saran, sebagai mahasiswa harus kreatif juga sering membaca buku jangan hanya mengandalkan internet. Okey lah jangan lama-lama langsung aja ke topik pembahasan aja. Namun perlu diketahui juga tulisan ini adalah karya dari teman saya sebagimana yang tertulis diatas. Okey selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Pengertian Firqoh Dholalah
Firqah dhalalah adalah sebuah aliran yang berkedok agama yang ajarannya mengikuti oleh para pemimpinan aliran tersebut. Atau bisa juga didefinisikan sebagai orang, golongan, jamaah, organisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang mengatas namakan islam sebagai agamanya, al- quran dan sunah sebagai landasan hukumnya namun ajaran yang diterapkan menyimpang dari al- quran maupun sunnah.
Firqah dhalalah adalah sebuah aliran yang berkedok agama yang ajarannya mengikuti oleh para pemimpinan aliran tersebut. Atau bisa juga didefinisikan sebagai orang, golongan, jamaah, organisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang mengatas namakan islam sebagai agamanya, al- quran dan sunah sebagai landasan hukumnya namun ajaran yang diterapkan menyimpang dari al- quran maupun sunnah.
Macam
Macam aliran sesat dan menyimpang dalam islam
Saat
ini aliran-aliran serta paham-paham sesat dan menyimpang sedang tumbuh subur dan
berkembang di Indonesia. Belum selesai masalah satu aliran sudah aliran yang
baru. Dalam tempo singkat, dari tahun 2001 hingga 2007 telah tercatat ada 250
aliran sesat, dan yang 50 muncul di Jawa Barat
Akar
Aliran Sesat
Syekh
Shaleh al-Fauzan menjelaskan[2] akar aliran sesat secara berurutan adalah
1.
Qadariyyah (nufat)
Ingkat
taqdir rukun iman ke-6 (berhadapan dengan Jabariyyah: hamba itu majbur dalam
perbuatannya tanpa ada ikhtiyar)
Qadariyyah
pecah menjadi banyak
2.
Khawarij
Khuruj
‘ala ulil amri adalah agama
Takfir
sahabat
Takfir
pelaku dosa besar
Pelaku
dosa besar kekal di neraka
Khawarij
pecah menjadi banyak (Haruriyyah, Azariqah, Ibadhiyyah, Najdat, Shafaroyyah
dll)
3. Syiah
Ali
washi dan khalifah Rasulillah
Khulafa`
rasyidin zhalim mengghashab khilafah
Ghuluw
dalam imam ahlul bait hingga diberi hak tasyri’ dan menasakh hukum
Membangun
kuburan imam dan melakukan thawaf serta nadzar dan istighatsah kepada yang
dikubur disana
Meyakini
mushhaf Usman ini qur`ab yang muharraf
Pecah
menjadi banyak (Zaidiyyah, Rafidhah, Ismailiyyah, Fathimiyyash, qaramithah dll)
4.
Mu'tazilah
menetapkan nama Allah mengingkari sifat Allah
Pelaku
dosa besar tidak mukmin tidak kafir
Pelaku
dosa besar kekal di neraka
5.
Asya'irah
Nisbat
kepada imam Abul Hasan al-Asy'ari yang tadinya mu'tazilah, kemudian taubat
mengikuti kepada sunnah mengikuti jejak Abdullah ibn Said ibn Kullab
(Kullabiyah) yaitu menetapkan 7 sifat saja dan menolak yang lain karena akal
tidak menunjukkan kepadanya.
Kemudian
Imam abul Hasan dikaruniai hidayah oleh Allah untuk mengikuti Imam Ahmad
Radhiallahu ‘Anhu (madzhab ahli hadits). Dia berkata (dalam al-Ibanah 'an Ushul
al-Diyanah dan Maqalat al-Islamiyyin wakhtilaf al-Mushallin) bahwa dia
mengikuti Imam Ahmad dan ahli hadits meskipun masih ada sisa mukhalafat. Dia
berkata:
(
أنا أقول بما يقول به إمام أهلِ السنة والجماعة Ø£Øمد بن Øنبل : إن الله استوى على
العرش ، وإن له يدًا ، وإن له وجهًا )
Akan
tetapi banyak pengikutnya masih mengikuti madzhab Kullabiyyah; madzhab awal
imam Asy’ari yang sangat terkenal.Adapun setelah rujuknya imam Asy’ari ke
ahlussunnah ahli hadits maka menisbatkan madzhab ini ke beliau adalah satu
kezhaliman.
Dalam pedoman ini dinyatakan: Suatu faham atau aliran dinyatakan sesat apabila memenuhi salah satu dan kriteria berikut:
Mengingkari
salah satu rukun iman yang 6 (enam) yakni beriman kepada Allah, kepada
Malaikat-Nya kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari
Akhirat, kepada Qadla dan Qadar, dan rukun Islam yang 5 (lima) yakni
mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji.
Meyakini
dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Qur`an dan
as-Sunnah),
Meyakini
turunnya wahyu setelah Al-Quran,
Mengingkari
otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran,
Melakukan
penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,
Mengingkari
kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam,
Menghina,
melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul,
Mengingkari
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul terakhir,
Mengubah,
menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh
syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardu tidak lima waktu,
Mengkafirkan
sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengakafirkan muslim hanya karena
bukan kelompoknya.
Di
antara kriteria sesat yang sempat menggegerkan adalah pengakuan menjadi nabi,
menerima wahyu, dan kedatangan Malaikat Jibril.Lia Eden di Jakarta, Ahmad
Mushaddeq di Bogor, Jawa Barat, dan seorang oknum kepala SD di Kabupaten Bungo,
Jambi semuanya mengaku nabi. Bahkan di awal September 2007, Madiun digegerkan
dengan munculnya seorang “nabi” baru, Rusmiyati binti Sawabi Sastrawiharja,yang
mengaku sebagai nabi, ratu adil, juru selamat dan wanita yang mendapat petunjuk
dari langit.
Ahmad Moshaddeq dari Betawi (Jakarta) yang mengaku dirinya nabi dan
mengganti Syahadat Rasul menjadi “wa asyhadu anna al-Masih al-maw’ud
rasulullah”, dan aku bersaksi bahwa al-Masih yang dijanjikan adalah Rasul
Allah. Pengikut nabi palsu itu diklaim sebanyak 41.000 orang di berbagai
kota, terutama mahasiswa dan anak-anak muda. Padahal aliran itu baru mulai
sejak 1999, dan mengaku nabi itu baru sejak 2006, secara sembunyi-sembunyi,
kemudian pertengahan tahun 2007 secara terang-terangan.
Nabi
palsu ini tidak mewajibkan shalat 5 waktu[11], hanya menyuruh shalat malam
saja. Alasannya karena masih periode Makkah, jadi belum wajib shalat 5
waktu.Karuan saja orang yang tadinya ogah-ogahan shalat merasa mendapatkan
tempat, bagai pucuk dicinta ulam tiba.Maka tak mengherankan, ketika Sang Nabi
Palsu itu menyatakan taubat 9 November 2007, justru sebagian pengikutnya
menyatakan tetap tidak mau bertaubat.
D.
Pembela Faham Dan Aliran Sesat
Sudah
menjadi sunnatullah, dan bagian dari fitnah, setiap ada kesesatan ada saja yang
mengikuti dan membela. Dalam islam pembela kesesatan dosanya dengan pelaku
kesesatan. Di Indonesia pendukung aliran-aliran sesat itu selalu ditengarahi
sebagai orang yang berfaham liberalis dan pluralis.
Namun ada yang aneh, tidak semua aliran sesat mereka bela, yaitu aliran yang masih dianggap membawa semangat Islam atau yang mereka sebut kaum radikal seperti Khawarij dan NII. Akan tetapi jika aliran sesat itu tidak mengusung semangat islam seperti Ahmadiyyah, kaum sekularis dan Nabi Palsu Ahmad Mushadiq maka mereka membelanya. Dan lebih aneh lagi para pendukung (bukan pengikut) nabi palsu itu masih saja mendukung nabi palsu, untuk meneruskan “perjuangannya” sebagai nabi palsu walau Sang Nabi Palsu sendiri telah bertaubat.
Namun ada yang aneh, tidak semua aliran sesat mereka bela, yaitu aliran yang masih dianggap membawa semangat Islam atau yang mereka sebut kaum radikal seperti Khawarij dan NII. Akan tetapi jika aliran sesat itu tidak mengusung semangat islam seperti Ahmadiyyah, kaum sekularis dan Nabi Palsu Ahmad Mushadiq maka mereka membelanya. Dan lebih aneh lagi para pendukung (bukan pengikut) nabi palsu itu masih saja mendukung nabi palsu, untuk meneruskan “perjuangannya” sebagai nabi palsu walau Sang Nabi Palsu sendiri telah bertaubat.
E.
Indikasi Awal Aliran Sesat
Sebagai
indikasi awal yang selayaknya menimbulkan kecurigaan terhadap satu paham atau
pengajian bisa melalui tanda-tanda berikut :
Pengajian
dilaksanakan secara rahasia-rahasia, tertutup kepada selain
jamaahnya.Sebagiannya melakukan pengajian tengah malam sampai subuh dan
tempatnya pun sangat terisolir.
Gurunya
tidak dikenal sebagai ahli Agama, tidak pernah menekuni ilmu agama, dan tidak
dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, tetapi tiba-tiba menjadi pengajar
Agama.
Adanya
bai’at atau mitsaq untuk taat pada guru atau pimpinan pengajian.Bahkan, ada
janji yang harus ditandatangani oleh anggota pengajian tersebut.
Cara
ibadah yang diajarkan aneh dan tidak lazim.
Adanya
tebusan dosa dengan sejumlah uang yang diserahkan kepada guru atau pimpinan
jamaah.Kadang-kadang, pengajian sesat ini mengharuskan adanya sedekah lebih
dahulu sebelum berkonsukltasi dengannya.
Adanya
penyerahan sejumlah uang, seperti Rp 300.000, dan orang yang menyerahkannya
pasti masuk sorga.Adanya sumbangan yang tidak lazim sebagaimana layaknya
sumbangan sebuah pengajian.Misalnya, 10% atau 5% dari penghasilan harus
diserahkan kepada guru atau pimpinan pengajian.
Pengajiannya
tidak mempunyai rujukan yang jelas, hanya penafsiran-penafsiran gurunya saja.
Pengajiannya
tidak memakai Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sumber ajaran hanya
Al-Quran dengan penafsiran dan pemahaman guru yang ditetapkan oleh pengajian
dan tidak boleh belajar kepada ustadz lain.
F.
Faktor-faktor Menjadi Sesat dan menyuburkan faham dan aliran sesat
Kelainan
jiwa atau stress merupakan salah satu faktor yang membawa seseorang mengaku
berhubungan dengan Jibril, Tuhan, makhluk dan alam gaib. Faktor materi telah
membuat banyak orang sesat. Dengan berpura-pura bermaksud untuk memperbaiki
keadaan serta memolesnya dengan bahasa Agama, seperti menawarkan pentingnya
jihad dan pengorbanan material untuk merealisasikan cita-cita ideal, atau
menawarkan kesembuhan, kesaktian, kekayaan dan keselamatan seorang bisa
mendapat simpati dan dukungan dari orang yang memang merindukannya.
Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya, ia pun terus mengembangkan konsep-konsepnya. Setelah pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun menklaim macam-macam, termasuk klaim mendapat wahyu dan bahkan klaim diangkat Tuhan menjadi nabi. Kelangkaan ulama panutan dan berwibawa yang benar-benar ahli Agama, pengamal Agama, dan pembela Agama merupakan faktor lain menyebabkan pikiran orang yang lemah iman menjadi liar.
Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya, ia pun terus mengembangkan konsep-konsepnya. Setelah pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun menklaim macam-macam, termasuk klaim mendapat wahyu dan bahkan klaim diangkat Tuhan menjadi nabi. Kelangkaan ulama panutan dan berwibawa yang benar-benar ahli Agama, pengamal Agama, dan pembela Agama merupakan faktor lain menyebabkan pikiran orang yang lemah iman menjadi liar.
Kebodohan
terhadap ajaran Islam adalah faktor dominan membuat orang bisa masuk dan
mengikuti aliran sesat.
Lambannya
pemerintah dalam menangani aliran sesat itu, berakibat buruk lagi ketika justru
berbalik mempersoalkan dampak. Misalnya, ketika sejumlah umat Islam
mempersoalkan tempat-tempat ibadah orang Ahmadiyah di Kuningan Jawa Barat yang
sudah disegel Pemda setempat kemudian ternyata tetap dipakai oleh orang
Ahmadiyah, maka umat Islam beraksi, diantaranya mengakibatkan sebagian kaca
bangunan dan sebagainya rusak. Bentrokan itu terjadi Selasa (18/12 2007) antara
seribuan massa Gabungan Umat Islam Indonesia (GUII) dengan warga Ahmadiyah di
Desa Manis Lor, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Kampung Manis Lor memang
merupakan basis pengikut aliran Ahmadiyah di kawasan Kuningan Jawa Barat.Jumlah
mereka sampai ribuan orang.Buru-buru orang-orang yang tak bertanggung jawab
secara agama malah mempersoalkan keras tentang tindakan umat Islam yang hanya
merupakan dampak kecil dari semangat mempertahankan Islam yang sudah
diacak-acak oleh Ahmadiyah dengan nabi palsu mereka.
Namun di sini (Indonesia), justru yang hanya merusak kaca dan hanya sebagai
akibat mempertahankan Islam dari perusakan yang jelas dilakukan Ahmadiyah,
malah yang bereaksi itu yang dipermasalahkan.Gus Dur –waktu masih hidup dulu-
dengan anak buahnya pun mengerahkan pembelaan terhadap Ahmadiyah pengacak-acak
Islam itu.Ini aneh.Dia dikenal sebagai tokoh Ormas Islam namun lebih rela
mengerahkan wadyabala untuk menegakkan kekafiran dan melawan Islam.
Syiah
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404
H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut :
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam
mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal
Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya:
Syi’ah
menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal
Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah
hadis.
Syi’ah
memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan
(kesalahan).
Syi’ah
tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah
mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
Syi’ah
memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk
rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi
kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi
da’wah dan kepentingan ummat.
Syi’ah
pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul
Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui
keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat
perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (Pemerintahan)”,
Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham
Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan
masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah. Firqah dhalalah adalah orang, golongan, jamaah,
organisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang mengatas namakan islam sebagai
agamanya, al- quran dan sunah sebagai landasan hukumnya namun ajaran yang
diterapkan menyimpang dari al- quran maupun sunnah.Ajaran yang diterapkan
adalah dibuat pemimpinnya, merubah ajaran islam dengan kedok agama.
Macam
Macam aliran sesat dan menyimpang dalam islam
Saat
ini aliran-aliran serta paham-paham sesat dan menyimpang sedang tumbuh subur dan
berkembang di Indonesia. Belum selesai masalah satu aliran sudah aliran yang
baru. Dalam tempo singkat, dari tahun 2001 hingga 2007 telah tercatat ada 250
aliran sesat, dan yang 50 muncul di Jawa Barat
A.
Bahaya Aliran Sesat
Aliran sesat ini sangatlah membahaykan dinataranya adalah merusak akidah, memecah belah Agama, dan mengundang murka Allah baik di kehidupan dunia maupun akherat. Selain itu aliran ini juga merusak tatanan sosial, hubungan keluarga, persatuan umat, cara berpikir masyarakat dan prilaku
masyarakat. Bahkan ada yang membahayakan Negara.
B. Akar
Aliran Sesat
Syekh
Shaleh al-Fauzan menjelaskan akar aliran sesat secara berurutan adalah
1.
Qadariyyah (nufat)
Ingkat
taqdir rukun iman ke-6 (berhadapan dengan Jabariyyah: hamba itu majbur dalam
perbuatannya tanpa ada ikhtiyar)
Qadariyyah
pecah menjadi banyak
2.
Khawarij
Khuruj
‘ala ulil amri adalah agama
Takfir
sahabat
Takfir
pelaku dosa besar
Pelaku
dosa besar kekal di neraka
Khawarij
pecah menjadi banyak (Haruriyyah, Azariqah, Ibadhiyyah, Najdat, Shafaroyyah
dll)
3. Syiah
Ali
washi dan khalifah Rasulillah
Khulafa`
rasyidin zhalim mengghashab khilafah
Ghuluw
dalam imam ahlul bait hingga diberi hak tasyri’ dan menasakh hukum
Membangun
kuburan imam dan melakukan thawaf serta nadzar dan istighatsah kepada yang
dikubur disana
Meyakini
mushhaf Usman ini qur`ab yang muharraf
Pecah
menjadi banyak (Zaidiyyah, Rafidhah, Ismailiyyah, Fathimiyyash, qaramithah dll)
4.
Mu'tazilah
menetapkan nama Allah mengingkari sifat Allah
Pelaku
dosa besar tidak mukmin tidak kafir
Pelaku
dosa besar kekal di neraka
5.
Asya'irah
Nisbat
kepada imam Abul Hasan al-Asy'ari yang tadinya mu'tazilah, kemudian taubat
mengikuti kepada sunnah mengikuti jejak Abdullah ibn Said ibn Kullab
(Kullabiyah) yaitu menetapkan 7 sifat saja dan menolak yang lain karena akal
tidak menunjukkan kepadanya.
Kemudian
Imam abul Hasan dikaruniai hidayah oleh Allah untuk mengikuti Imam Ahmad
Radhiallahu ‘Anhu (madzhab ahli hadits). Dia berkata (dalam al-Ibanah 'an Ushul
al-Diyanah dan Maqalat al-Islamiyyin wakhtilaf al-Mushallin) bahwa dia
mengikuti Imam Ahmad dan ahli hadits meskipun masih ada sisa mukhalafat. Dia
berkata:
(
أنا أقول بما يقول به إمام أهلِ السنة والجماعة Ø£Øمد بن Øنبل : إن الله استوى على
العرش ، وإن له يدًا ، وإن له وجهًا )
Akan
tetapi banyak pengikutnya masih mengikuti madzhab Kullabiyyah; madzhab awal
imam Asy’ari yang sangat terkenal.Adapun setelah rujuknya imam Asy’ari ke
ahlussunnah ahli hadits maka menisbatkan madzhab ini ke beliau adalah satu
kezhaliman.
Dalam pedoman ini dinyatakan: Suatu faham atau aliran dinyatakan sesat apabila memenuhi salah satu dan kriteria berikut:
Mengingkari
salah satu rukun iman yang 6 (enam) yakni beriman kepada Allah, kepada
Malaikat-Nya kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari
Akhirat, kepada Qadla dan Qadar, dan rukun Islam yang 5 (lima) yakni
mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji.
Meyakini
dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Qur`an dan
as-Sunnah),
Meyakini
turunnya wahyu setelah Al-Quran,
Mengingkari
otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran,
Melakukan
penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,
Mengingkari
kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam,
Menghina,
melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul,
Mengingkari
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul terakhir,
Mengubah,
menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh
syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardu tidak lima waktu,
Mengkafirkan
sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengakafirkan muslim hanya karena
bukan kelompoknya.
Di
antara kriteria sesat yang sempat menggegerkan adalah pengakuan menjadi nabi,
menerima wahyu, dan kedatangan Malaikat Jibril.Lia Eden di Jakarta, Ahmad
Mushaddeq di Bogor, Jawa Barat, dan seorang oknum kepala SD di Kabupaten Bungo,
Jambi semuanya mengaku nabi. Bahkan di awal September 2007, Madiun digegerkan
dengan munculnya seorang “nabi” baru, Rusmiyati binti Sawabi Sastrawiharja,yang
mengaku sebagai nabi, ratu adil, juru selamat dan wanita yang mendapat petunjuk
dari langit.
Ahmad Moshaddeq dari Betawi (Jakarta) yang mengaku dirinya nabi dan
mengganti Syahadat Rasul menjadi “wa asyhadu anna al-Masih al-maw’ud
rasulullah”, dan aku bersaksi bahwa al-Masih yang dijanjikan adalah Rasul
Allah. Pengikut nabi palsu itu diklaim sebanyak 41.000 orang di berbagai
kota, terutama mahasiswa dan anak-anak muda. Padahal aliran itu baru mulai
sejak 1999, dan mengaku nabi itu baru sejak 2006, secara sembunyi-sembunyi,
kemudian pertengahan tahun 2007 secara terang-terangan.
Nabi
palsu ini tidak mewajibkan shalat 5 waktu[11], hanya menyuruh shalat malam
saja. Alasannya karena masih periode Makkah, jadi belum wajib shalat 5
waktu.Karuan saja orang yang tadinya ogah-ogahan shalat merasa mendapatkan
tempat, bagai pucuk dicinta ulam tiba.Maka tak mengherankan, ketika Sang Nabi
Palsu itu menyatakan taubat 9 November 2007, justru sebagian pengikutnya
menyatakan tetap tidak mau bertaubat.
D.
Pembela Faham Dan Aliran Sesat
Sudah
menjadi sunnatullah, dan bagian dari fitnah, setiap ada kesesatan ada saja yang
mengikuti dan membela. Dalam islam pembela kesesatan dosanya dengan pelaku
kesesatan. Di Indonesia pendukung aliran-aliran sesat itu selalu ditengarahi
sebagai orang yang berfaham liberalis dan pluralis.
Namun ada yang aneh, tidak semua aliran sesat mereka bela, yaitu aliran yang masih dianggap membawa semangat Islam atau yang mereka sebut kaum radikal seperti Khawarij dan NII. Akan tetapi jika aliran sesat itu tidak mengusung semangat islam seperti Ahmadiyyah, kaum sekularis dan Nabi Palsu Ahmad Mushadiq maka mereka membelanya. Dan lebih aneh lagi para pendukung (bukan pengikut) nabi palsu itu masih saja mendukung nabi palsu, untuk meneruskan “perjuangannya” sebagai nabi palsu walau Sang Nabi Palsu sendiri telah bertaubat.
Namun ada yang aneh, tidak semua aliran sesat mereka bela, yaitu aliran yang masih dianggap membawa semangat Islam atau yang mereka sebut kaum radikal seperti Khawarij dan NII. Akan tetapi jika aliran sesat itu tidak mengusung semangat islam seperti Ahmadiyyah, kaum sekularis dan Nabi Palsu Ahmad Mushadiq maka mereka membelanya. Dan lebih aneh lagi para pendukung (bukan pengikut) nabi palsu itu masih saja mendukung nabi palsu, untuk meneruskan “perjuangannya” sebagai nabi palsu walau Sang Nabi Palsu sendiri telah bertaubat.
E.
Indikasi Awal Aliran Sesat
Sebagai
indikasi awal yang selayaknya menimbulkan kecurigaan terhadap satu paham atau
pengajian bisa melalui tanda-tanda berikut :
Pengajian
dilaksanakan secara rahasia-rahasia, tertutup kepada selain
jamaahnya.Sebagiannya melakukan pengajian tengah malam sampai subuh dan
tempatnya pun sangat terisolir.
Gurunya
tidak dikenal sebagai ahli Agama, tidak pernah menekuni ilmu agama, dan tidak
dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, tetapi tiba-tiba menjadi pengajar
Agama.
Adanya
bai’at atau mitsaq untuk taat pada guru atau pimpinan pengajian.Bahkan, ada
janji yang harus ditandatangani oleh anggota pengajian tersebut.
Cara
ibadah yang diajarkan aneh dan tidak lazim.
Adanya
tebusan dosa dengan sejumlah uang yang diserahkan kepada guru atau pimpinan
jamaah.Kadang-kadang, pengajian sesat ini mengharuskan adanya sedekah lebih
dahulu sebelum berkonsukltasi dengannya.
Adanya
penyerahan sejumlah uang, seperti Rp 300.000, dan orang yang menyerahkannya
pasti masuk sorga.Adanya sumbangan yang tidak lazim sebagaimana layaknya
sumbangan sebuah pengajian.Misalnya, 10% atau 5% dari penghasilan harus
diserahkan kepada guru atau pimpinan pengajian.
Pengajiannya
tidak mempunyai rujukan yang jelas, hanya penafsiran-penafsiran gurunya saja.
Pengajiannya
tidak memakai Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sumber ajaran hanya
Al-Quran dengan penafsiran dan pemahaman guru yang ditetapkan oleh pengajian
dan tidak boleh belajar kepada ustadz lain.
F.
Faktor-faktor Menjadi Sesat dan menyuburkan faham dan aliran sesat
Kelainan
jiwa atau stress merupakan salah satu faktor yang membawa seseorang mengaku
berhubungan dengan Jibril, Tuhan, makhluk dan alam gaib. Faktor materi telah
membuat banyak orang sesat. Dengan berpura-pura bermaksud untuk memperbaiki
keadaan serta memolesnya dengan bahasa Agama, seperti menawarkan pentingnya
jihad dan pengorbanan material untuk merealisasikan cita-cita ideal, atau
menawarkan kesembuhan, kesaktian, kekayaan dan keselamatan seorang bisa
mendapat simpati dan dukungan dari orang yang memang merindukannya.
Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya, ia pun terus mengembangkan konsep-konsepnya. Setelah pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun menklaim macam-macam, termasuk klaim mendapat wahyu dan bahkan klaim diangkat Tuhan menjadi nabi. Kelangkaan ulama panutan dan berwibawa yang benar-benar ahli Agama, pengamal Agama, dan pembela Agama merupakan faktor lain menyebabkan pikiran orang yang lemah iman menjadi liar.
Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya, ia pun terus mengembangkan konsep-konsepnya. Setelah pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun menklaim macam-macam, termasuk klaim mendapat wahyu dan bahkan klaim diangkat Tuhan menjadi nabi. Kelangkaan ulama panutan dan berwibawa yang benar-benar ahli Agama, pengamal Agama, dan pembela Agama merupakan faktor lain menyebabkan pikiran orang yang lemah iman menjadi liar.
Kebodohan
terhadap ajaran Islam adalah faktor dominan membuat orang bisa masuk dan
mengikuti aliran sesat.
Lambannya
pemerintah dalam menangani aliran sesat itu, berakibat buruk lagi ketika justru
berbalik mempersoalkan dampak. Misalnya, ketika sejumlah umat Islam
mempersoalkan tempat-tempat ibadah orang Ahmadiyah di Kuningan Jawa Barat yang
sudah disegel Pemda setempat kemudian ternyata tetap dipakai oleh orang
Ahmadiyah, maka umat Islam beraksi, diantaranya mengakibatkan sebagian kaca
bangunan dan sebagainya rusak. Bentrokan itu terjadi Selasa (18/12 2007) antara
seribuan massa Gabungan Umat Islam Indonesia (GUII) dengan warga Ahmadiyah di
Desa Manis Lor, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Kampung Manis Lor memang
merupakan basis pengikut aliran Ahmadiyah di kawasan Kuningan Jawa Barat.Jumlah
mereka sampai ribuan orang.Buru-buru orang-orang yang tak bertanggung jawab
secara agama malah mempersoalkan keras tentang tindakan umat Islam yang hanya
merupakan dampak kecil dari semangat mempertahankan Islam yang sudah
diacak-acak oleh Ahmadiyah dengan nabi palsu mereka.
Namun di sini (Indonesia), justru yang hanya merusak kaca dan hanya sebagai
akibat mempertahankan Islam dari perusakan yang jelas dilakukan Ahmadiyah,
malah yang bereaksi itu yang dipermasalahkan.Gus Dur –waktu masih hidup dulu-
dengan anak buahnya pun mengerahkan pembelaan terhadap Ahmadiyah pengacak-acak
Islam itu.Ini aneh.Dia dikenal sebagai tokoh Ormas Islam namun lebih rela
mengerahkan wadyabala untuk menegakkan kekafiran dan melawan Islam.
Syiah
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404
H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut :
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam
mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal
Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya:
Syi’ah
menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal
Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah
hadis.
Syi’ah
memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan
(kesalahan).
Syi’ah
tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah
mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
Syi’ah
memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk
rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi
kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi
da’wah dan kepentingan ummat.
Syi’ah
pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul
Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui
keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat
perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (Pemerintahan)”,
Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham
Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan
masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.