SEJARAH TAUHID PRA ISLAM SAMPAI PARA NABI

Oleh : Nanik Sulistyaningsih 
A.    Lahirnya Tauhid
Secara etimologis, tauhid berarti Keesaan. Maksudnya, ittikad atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yanag digunakan dalam bahasa Indonesia, yakni “keesaan Tuhan”; mentauhidkan berarti mengakuikeesaan Allah SWT.
Sejarah menunjukkan bahwa pengertian manusia terhadap tauhid itu sudah tua sekali, yaitu seajk diutusnya Nabi Adam a. s. Adam mengajarkan tauhid kepada anak cucunya. Mereka taat dan tunduk kepada ajaran Adam yang mengesakan Allah. Tegasnya sejak permulaan menusia mendiami bumi ini, sejaknitu telah diketahui dan diyakini adanya dan Esanya Allah pencipta alam. Hal ini seperti firman Allah dalam Q.S: Al-Anbiya’:25 ; “Dan tidaklah kami mengutus sebelum engkau seorang Rasulpun mekainkan kami wahyukan kepadanya : bahwasanya tiada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Aku, maka sembahlah Aku.”
Semua Nabi mulai nabi Adam sampai nabi Muhammad mengajar dan memimpin umat untuk meyakinkan bahwa yang menjadikan alan semesta ini adalah Tunggal, Esa, yaitu Allah SWT. Demikianlah adanya garis lurus sejak nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad yang meyakini dan mempercayai suatu keyakinan dan kepercayaan yang tunggal tentang sifat dan dzat pencipta alam yaitu Allah SWT.
B.     Sejarah Ketauhidan Sejak Nabi Adam a.s
Adam adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang Tauhid dimulai sejak diutusnya nabi adan a.s oleh Allah untuk mengajarkan ketauhidan yang murni kepada anak dan cucunya. Ajaran adan tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah SWt. Emenjak itulahmanusia telah mengetahui dan meyakinitentang adanya keesaan Allah sebagai pencipta alam semesta ini. Umat manusia yang telah dibuka hatinya oleh Allah menerima hakikat hidup itu, menerima dan mematuhi ajaran nabi adam.
Akan tetapisetelah nabi Adam wafat, umatpun kehilangan pembimbing. Merekapun mulai menyimpang dari ajaran semula dan meninggalkan sedikit demi sedikit ajarannya sehingga tersesat dari jalan lurus dan kehidupan merekapun menjadi kacau.
Untuk itu Allah mengutus para nabi dan rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia. Nabi Nuh seorang bapak atau nenek moyang umat manusia yang kedua. Diutus sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau porak poranda setelah ditinggalkan oleh nabi Adam. Sebelum nabi Nuh pun telah diutus nabi-nabi yang ditugaskan untuk mneruskan ajaran nabi adam. Setelah nabi Nuh wafat manusia kembali kehilangan pmimpin dan pengatuturnya menjadi kacau balau sampai diutusnya Nabi Ibrahim  oleh Allah. Selain mengajarkan Tauhid dan kepemimpinan beliaulah yang mula-mula membawa dan mengajarkan syari’at.
Periode antara nabi Ibrahim dan nabi Muhammad masih banyak lagi nabi yang diutus oleh Allah untuk menjaga ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis dari sanubari manusia. Diantara nabi-nabi itu ialah nabi Luth, nabi Ismail, nabi Ishaq, nabi Ya’qub, nabi nabi Yusuf, nabi Musa, nabi Harun, nabi Yusa’, nabi daud, nabi sulaiman, nabi Hud, nabi Saleh, nabi Syu”aib, nabi zakariya, nabi Yahya, nabi ayub, nabi Zulkifli, nabi isa dan nabi Muhammad SAW.
Diantara nabi yang dua puluh lima itu ada lima nabi yang dijuluki Ulul Azmi yaitu nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad. Semua nabi-nabi itu mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan dan meyakini bahwa yang menjadikan alam semesta ini adalah Allah SWT.
Nabi Musa diutus Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan kitab taurot secara sekaligus kepada nabi Musa. Taurat mengandung syariat atau peraturan-peraturan Allah yang diturunkan kepada nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang teguh padanya. Syariat itu telah dijalankan oleh umat nabi Musa semasa nabi Musa masih hidup. Akan tetapi setelah nabi Musa wafat orang Yahudi lama kelamaan menyimpang dari kitab taurat sehingga menyebabkan kerusakan.pada masa bani israil ditinggalkan nabi Musa ada perselisihan dan perubahab-perubahan dan penyimpangan-peyimpanganyang dilakukan oleh sebagian mereka. Nabi isapun diutus oleh Allah seabgai pendamai dan mengembalikan pada ajaran yang semula, yaitu keesaan Allah.
Nabi isa mengajarkan ketauhidan dengan berdasarkan pada kitab yang telah diturunkan kepadanya yaitu kitab injil. Dalam kitab injil terkandung nasihat-nasihat petunjuk-petunjuk terhadap orang-orang yang mengimaninya. Nabi Isa secara terus menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umat-umatnya walaupun mendapat rintangan-rintangan dari bani israil. Dengan kebencian-kebencian umat Yahudi mereka berniat membunuh Nabi Isa. Akan tetapi Allah menyelamatkan nabi Isa dengan menyamarkan orang Yahudi. Orang yahudi menangkap salah seorang dari mereka yang telah diubah wajahnya mirip dengan Nabi Isa. Nabi isapun diangkat oleh Allah
Setelah ditinggalkan nabi Isa (menurut kepercayaan orang-orang Nasrani),sedikit demi sedikit mulai berubah ketauhidannya sehingga umat menyimpang dari ajaran semuladan terlepas dari dasar-dasar ketuhidan yang murni. Adapun operubahan yang terjadi :
1.      Segolongan orang Nasrani yang diketahui oleh Paulus sebagai kepala agama di intokia (syiria) memegang sungguh-sungguh ketauhidan yang murni. Mereka berpendapat bahwa Isa itu seorang hamba dan pesuruh Allah sebagai juga rasul yang lain.
2.      Golongan Arius, yaitu golongan Nasrani pengikut aliran “arius” seorang pendeta di Iskandariah. Ia masih berpegang teguh pada ketauhidan yang sebenarnya. Ia berpendapat bahwa isa hamba Allah. Akan tatapi ia menambahi bahwa Isa “kalimah Allah” dari situlah mulai ada bayangan yang mengarahkan Isa itu Tuhan.
3.      Golongan parpani. Golongan ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya adalah Tuhan. Demikian inilah keadaan nasarani yang dating kemudian. Mereka menganggap bahwa Tuhan itu menjadi tiga. Dan hamper semua orang mempercayai bahwa Tuhan itu terdiri dari 3 oknum . ketiga oknum itu sebenarnya satu juga yaitu Bapa, anak dan Ruhul kudus. Tiga adalah satu, satu adalah tiga.

C.     Sejarah Ketauhidan masa Rosululloh SAW
Masa Rasululloh SAW merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan-peraturan dengan prinsip kwesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalah yang kabur dikembalikan langsung kepada Rasulullah sehingga beliau berhasil menghilangkan perselisihan antara umatnya. Masing;masing pihak tertentu mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil-dalil, sebagaimana telah terjadi dalam agama-agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mentaati ASllah SWT dan RasulNya serta menghindari dari perpecahan yang menyababkan tombulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan. Allah berfirman dalam Q.S Al-Anfal:46 yang artinya :
“Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Dan surat Al-Maidah: 15 yang artinya :
“Hai orang-oarang yang beriman. Apabila kamu brtemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelaknganya (mundur)”.
Perbedaan pendapat memeang dibolehkan teatpui jangan sampai pada pertengkaran, terutama masalah aqidah. Demikian pula dalam menghadapi agama lain, kaum muslim harus bersikap tidak membenarkan apa yang mereka sampaikan dan tidak puka mendustainya. Yang harus dikaya adalah kaum muslimin beriman kepada Allah dan wahyuNya yang telah diturunkan kepada kaum muslimin dan juga mereka. Tuhan Islam dan Tuhan mereka adalah satu (Esa).
Bila terjadi perdebatan haruslah dihadapi dengan nasihat dan peringatan. Berdebat dengan baik dan dapat menghasilkan tujuan dari perdebatan sehingga terhindar dari pertengkaran. Alloh swt berfirman dalam Q.S An-Nahl : 125 yang artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlahmereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dengan demikian tauhid di zaman Rasulullah tidak sampai pada perdebatan dan polemic yang berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi penengahnya.
Hanya 23 tahun rasulullah berdakwah memperjuangkan Islam. Dan dalam waktu sesingkat itu seluruh semenanjung arab telah berhasil diIslamkan oleh beliau. Hal ini disebabkan tidak hanya karena factor Nabi Muhammad, tapi keimanan dan kesetiaan yang tinggipara sahabat berp[engaruh besardalam sejarah penyebaran islam awal dan para sahabat masih berakiidah murni. Para sahabat tidak pernah menanyakan segala hal yang berhubungan dengan dzat dan hakikat sifat-sifat Allah. Mereka telah mengerti makna yang terkandung dalam sifat-sifat tersebut. Jkarena itulah mereka tidak pernah menanyakan selain karean Rasulullah melarang memikirkan dan memperdebatkan masalah itu.
Pada masa Rasululloh persoalan-persoalan yang berhubungan dengan akidah justru muncul dari kaum musyrikin dan munafiqun. Kaum musyrikin mengangkat permasalahan qadar tujuannyaadalah untuk membenarkan perbuatan jahat dan dosa ysng mereka kerjakan yaitu menisbatkan perbuatan mereka kepada kehendak Allah. Dengan demikian perbuatan mereka seakan-akan direstui Allah. Sedangkan kaum munafiqun mengeluarkan komentar-komentar yang mengindikasikan qodariyah. Tidak lain maksudnya adalah untuk mematahkan semangat Islam dalam perang uhud yang berpangkaldari kedengkian dan iri hati mereka terhadap rasulullah.
Namun para sahabat tidak terpengaruholeh iomongan mereka yang menyesatkan dan menggoyahkan aqidah itu. Para sahabat mengambil aqidah dari Al- Qur’an dan petunjuk Rasulullah. Fokus para sahabat saat itu adalah membela sekuat tenag perjuangan nabi Muhammad menyiarkan agam Islam dan melindungi beliau dari serangan-serangan dan tipu daya kaum musyrikin, yahudi, nasrani dan munafiaqin.
Melihat sejarah kehiduoan Rasulullah penolakan kaum musyrikin, yahudi Nasrani atas ajaran Islam yang bersumber dari kitab suci, melainkan lebih dikarenakan oleh factor hawa nafsu . hawa nafsu telahmemalingkan hati dan pikiran mereka dari jalan yang benar.
Kaum musyrikin mekah menolak ajaran Muhammad karena fanatisme terhadap ajaran nenek moyang, ambisi kekuasaan, egoisme kesukuan dan keuntungan dari sisi peradagangan. Kaum yahudi menolak ajaran Muhammad karena rasa dengki dan kebencian yang meluap-luap  kepada beliau dan bangsa arab. Orang yahudi menganggao bahwa diri mereka sebagai bangsa terbaik dan pilihan tuhan karena hamper seluruh nabi diturunkan dari bangsa mereka. Jadi untuk apa mereka tunduk kepada nabi Muhammad SAW.
Sedang kaum Nasrani menolak ajaran Muhammad SAW karena takut kehilagan kedudukn dan harta yang telah mereka berikan penguasa Romawi tarhadap mereka. Kalau mereka masuk Islam tentu saja semua itu akan hilang. Ahlu kitab terutama yahudi selamanya tidak akan terima dengan agama Islam sejak zaman Rosulullah hingga masa kini. Dari perdebatan mereka dengan  rasulullah adalah untuk memurtadkanumat Islam. Dan yang lebih bahaya lagi adalah kaum munafiqun yang membantah, perintah, larangan serta keputusan Rasulullah SAW.
Pada masa Rasululloh pendekatan nalar untuk memperkokoh keimanan adalah sesuatu yang baik. Rosululloh dsn Al-Qur’an sendiri telah memberikan contoh yang baik tentang perdebatan logis dan argumentative untuk memperteguh iman . bahwa tauhid adlah aqidah yang benar karena bisa dibuktikan kebenaranya dengan rasio. Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu kalam sudah ada sejak masa Rosululloh SAW. Namun belum ada prumusan secara konkrit seperti zaman sekarang. Dan penggunaan nalar dalam permasalahan aqidah hanyalah berfungsi untuk memperkokoh akidah dan keimanan serta untuk menopang dalil naqli. http://almasakbar45.blogspot.com/2011/01/sejarah-perkembangan-tauhid. html

D.    Agama masyarakat Mekkah
Masyarakat Mekkah jahiliyyah dulu menyembah patung (berhala). Tiga patung Tuhan yang terkenal di Mekkah  adalah Manat, al-lat dan al Uzza. Tor Andrea berkata, “ Persembahan buat ketiganya sudah berlangsung lama. Dengan menilik namanya, Manat, yangdipuja oleh suku Hudhail yang suka perang dan mengarang puisi yang tinggal di Selatan Mekkah nampaknya menjadi model Dewa Perempuan yang menentukan nasib dan keberuntungan. Ia menyerupai dewa Yunani Tyehe Soteria, yaitu salah sdatu anak perempuan Zeus. Pembebas dan penolong manusia di laut dalam peperangan dan dalam pertemuan umum.1 Patung Tuhan lain, Al- Lat telah dikenal pada masa Heroditas , yang menamainya Alilat. Sebenarnya Al-Lat bermakna “Dewi”. Dalam prasasti Nabatean, “ibu dari para dewa “ juga disebut Al-Lat. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa dalam sejarah Arab Al-Lat mempunyai kedudukan sebagai dewi Semit dari garis ibu, Kesuburan dan langit terutama di kawasan Semit Barat.  Jadi, jelas bahwa Tuhan-tuhan initidalk mungkin berasal dari Mekkah tetapi impor dari Utara. Patung Tuhan yang ketiga, Al-Uzza pada masa Nabi adalah yang paling sering disembah diantara ketiganya. Nama “Uzza” berarti “perkasa” atau “ terhormat”. Tempat pemujaan Al-Uzza berada di Nakla,beberapa mil disebelah utara Mekkah. Waqidi menceritakan kepada kita bahwa pada tahun kedelapan setelah Hijrah, MUHAMMAD mengutus Khalid sang pemberani dengan diiringi  30 pasukan berkuda untuk menghancurkan tempat tersebut. Ketika ia sedang menebang pohon aksia yang menutupi patung itu, seorang wanita kulit hitam tanpa busana dengan rambut tergulung mendekatinya, dan pendetanya yang berada didekatnya berteriak “Jangan takut Uzza pertahankan dirimu”. Pertama-tama Khalid merasa takut tetapi kemudian ia memberanikan diri dan dengan sekali tebaasan pandangnya ia memenggal kepala Uzza.2
Dari penjelasan di atas kita ketahui bahwa ketiga Tuhan itu adalah perempuan dan ketiganya dikaitkan denngan ritus kesuburan tanah atau pemujaa ibuyang berasal dari wilayah Utara atau negara-negra Mediterranian, sementara di Mekah sebagaimana yang kita ketahui sistem Patriarki lebih menonjol sehingga sistem matrinial secara stuktural tidak menjadi  bagian dari masyarakat. Al quran mengakui adanya sistem patriarki tersebut dan mengkritik tuhan-tuahn perepuan “ bagaimana mereka bisa mengatakan  Dia mempunyai anak DAN allah itu perempuan?  Sunggguh itu adalah perkataan yang keliru “. Sebagaimana yang telah kita lihat di mekkah sistem patriarki lebih menonjol dan hal ini telah berlangsung sejak dulu. Dalam masyarakatseperti ini dimana superioritas laki-laki telah berlangsung lama. Tuhan-tuahn ini tak mungkin dipuja dalam upacara meminta kesuburan. Satu-satunya kesimpulan yang bisa dikemukakan adalah bahwa tuhan-tuhan itu berasal  dari daerah yang disitu pertanian menonjol yaitu kawasan subur di Utara.
  
1  Tor Andrea, Mohammad, the Man and His Faith, hlm. 17-18
Ibid, hlm. 17-18

 DAFTAR PUSTAKA

Ashgar Ali Engineer. Asal-usul dan Perkembangan Islam. 1999. Yogyakarta

Tor Andrea, Mohammad, the Man and His Faith. 1956. London

3 Comments

  1. Nice Info..Jazzakallah Khairan Katsira....

    ReplyDelete
  2. Aamiin .... Jazakumullah aidhon ..

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum. Masya Alloh.. semoga Alloh menjauhkan kita dari maksiat dan dosa, semoga Alloh mematikan kita dalam syahid. aamiin. Makasih ilmunya Kak.
    Oh ya, silakan kunjungi blog saya ya kak yaitu Syahidah Toko Online http://jualbahantakoyaki.blogspot.com.

    terima kasih, semoga Alloh membalas kebaikanmu. aamiin...

    ReplyDelete
Previous Post Next Post