Disusun oleh : Tohirin, Siti Roimah, Ida Fatna Rani
Pengertian
Tujuan itu harus bersifat stasioner artinya
telah mencapai segala yang diusahakan.[1]
Tujuan pendidikan adalah masalah yang selalu berpusat pada manusia dan
bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang bersifat abstrak.[2]
Tujuan pendidikan terarah pada manusia oleh karena itu tergantung aspirasi
masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan Pendidkan adalah perubahan yang
diharapkan pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan baik tingkah
laku individu maupun masyarakat.[3]
Tujuan pendidikan menurut gambaran tentang
nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.[4]
Tujuan Pendidikan berhubungan erat dengan tujuan dan pandangan si pendidik itu
sendiri.[5]
Dan tujuan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan
penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan
mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tigkah laku yang jujur dan bermoral, serta menyiapkan
para murid diajar mengenai etika agama diatas etika-etika yang lain.[6]
Dengan demikian, tujuan pendidikan dalam suatu
negara atau bangsa berbeda dari antara yang satu dengan yang lain. Agar lebih
pahamnya kami rincikan sebagai berikut menurut para ahli maupun UU di Indonesia
adalah sebagai berikut:[7]
a.
Dalam UU. No. 2 thn 1985
Tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mngembangkan
manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa.
b.
Menurut SK Menteri PendidikanPengajaran
dan Kebudayaan No. 104/Bhg.O tgl 1 Maret 1946.
Rumusan tujuan pendidikan
adalah untuk menanamkan jiwa patriotisme.
c.
Menurut ketetapan MPRS No.
IV/MPRS/1973 tentang GBHN
Tujuan pendidikan Nasional
sebagai berikut : pembangunan dibidang pendidikan
didasarkan atas falsafah negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk
manusia-manusia pembangunan yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang
sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan kecerdasan
yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia.
d.
Menurut TAP MPR No.
II/MPR/1993
Meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap TuhanYang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja profesional serta sehat
jasmani dan rohani. menurut UU Sisdiknas Pasal 3 Tahun 2003. Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tujuan
Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan dapat dilihat
dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.
Tujuan pendidikan dibagi atas beberapa
kelompok, yaitu menurut definisi tujuan pendidikan, aspek tujuan pendidikan,
sumber dan dasar perumusan tujuan pendidikan, jenis tujuan pendidikan, fungsi
tujuan pendidikan, dan macam-macam tujuan pendidikan secara umum. Pendidikan
memiliki tujuan pokok yang tertera dalam pembukaan Undang-undang dasar alinea
ke-4 (empat) yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap rakyat Indonesia
memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun hal itu belum bisa
terwujud sepenuhnya karena adanya kendala yang belum teratasi.[8]
Tujuan
Pendidikan Islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam
lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk
Pembinaan Akhlak Penguasaan Ilmu Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Mengembangkan akal dan Akhlak Pengajaran Kebudayaan Pembentukan
kepribadian Menghambakan diri kepada Allah Menyiapkan anak didik untuk hidup di
dunia dan akhirat.
Pendidikan
menurut pandangan Islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan
iman. Sedangkan secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
pengembangan kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka
hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang
memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
Dasar pendidikan
menurut Islam fokus kepada al-Qur’an dan al-Hadist sedang secara umum dasar
pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
Tujuan pendidikan
Indonesia adalah untuk membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya
potensi-potensi individu secara harmonis, berimbang dan terintegritas.[9]
Tujuan
Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu
mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya
untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat dan akan menentukan kearah
mana peserta didik dibawa karena tujuan pendidikan sangat fundamental.[10]
Aspek-aspek Tujuan Pendidikan
Aspek-aspek Tujuan Pendidkan adalah sebagai
berikut:[11]
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah suatu tujuan pendidikan
suatu bangsa, dan bagi bangsa Indonesia tujuan ini tertera dalam undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujua untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Atau lebih
spesifiknya adalah manusia Pancasila.[12]
b. Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan
pendidikan dari suatu jenjang, jalur dan jenis pendidikan tertentu, seperti
halnya jenjang pendidikan SD mempunyai tujuan pendidikan tersendiri yang
berbeda dengan tujuan pendidikan di SMP dan berbeda dengan tujuan pendidikan di
SMA, dan sterusnya.
c. Tujuan Kurikuler
Contoh tujuan kurikuler
untuk bidang studi IPA di SD berbunyi :
1)
Mengenal, memahami dan
mampu menggunakan konsep dasar IPA yang berguna atau praktis.
2)
Memiliki sikap ilmiah.
3)
Menghargai alam dan
penciptanya.
Contoh tujuan kurikuler
untuk bidang studi fisika di SMU berbunyi :
1)
Siswa memahami konsep atau
sambil mengembangkan kemampuan bernalar dan berdiskusi.
2)
Siswa mapu melakukan
percobaan dan bernalar untuk memahami pemantulan dan pembiasan cahaya serta
menggunakan persamaan-persamaannya dan memecahkan permasalahan yang berkaitan
dengan optic.
3)
Siswa memahami struktur
inti dan aplikasinya sambil mengembangkan kemampuan berdiskusi dan bernalar.
d. Tujuan Pengajaran Umum
Tujuan pengajaran umum merupakan penjabaran dari tujuan
kurikuler yang kalau ditinjau dari cakupan materinya meerupakan suatu tujuan
untuk tujuan suatu pokok bahasan tertentu. Dalam merumuskan tujuan pengajaran
umum ditentukan beberapa kriteria, diantaranya :
a. Beorientasi
pada siswa
b. Merupakan hasil belajar
c. Masih diperkenankan memakai kata non-operasional
e. Tujuan pengajaran khusus
Tujuan pengajaran khusus adalah tujuan yang terkecil yang merupakan tujuan yang diharapkan berkembang dan dirumuskan dengan kriteria yaitu:
1)
Merupakan penjambaran
tujuan pengajaran umum.
2)
Merupakan indikator
terpilih dari tujuan pengajaran umum.
3)
Dirumuskan sebagai hasil
belajar.
4)
Memakai istilah-istilah
atau kata-kata operasional.
5)
Spesifik.
Sumber dan Dasar Perumusan dalam Tujuan Pendidikan
Sumber dan dasar perumusan tujuan pendidikan dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun 1950
Tercantum dalam bab II pasal 3 yang berbunyi “tujuan pendidikan dan pengajaran
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
b. Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No.II tahun 1960 yang
berbunyi tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya manusia
yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat
sosialis Indonesia yang adil dan makmur material dan spiritual.
c. Rumusan tujuan pendidikan menurut
sistem pendidikan nasional pancasila dengan penetapan Presiden no. 19 tahun
1965 yang berbunyi tujuan pendidikan nasional kita, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan
tinggi, supaya melahirkan warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang
bertaggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan
makmur baik spiritual maupun material yang berjiwa pancasila.
d. Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960 yang
berbunyi tujuan pendidikan ialah membentuk manusia pancasilalis sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945.
Jenis-jenis Tujuan
Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan Nasional adalah manusia
yang berjiwa pancasila.
b. Tujuan Kurikuler, mencakup
3 ranah pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
c. Tujuan Institusional ialah
tujuan tiap lembaga pendidikan.
d. Tujuan Instruksional, ialah tujuan pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
Fungsi-fungsi Tujuan
Pendidikan
Fungsi tujuan pendidikan
adalah memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan dan terjadinya
proses belajar mengajar dan pengalaman belajar yang optimal.[14]
Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi
tujuan yaitu:
a. Mengakhiri usaha.
b. Mengarahkan usaha.
c. Titik tolak untk mncapai tujuan-tujuan lain.
d. Memberi nilai pada usaha-usaha
tersebut.
Macam-macam Tujuan
Pendidikan secara Umum :
a. Tujuan umum menurut Kohnstamm dan Gunning
Tujuan umum pendidikan adalah untuk membentuk insan kamil
atau manusia sempurna.[15]
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak
sebagai manusia (individu) dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial) ,
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[16]
b. Tujuan khusus
Tujuan Khusus adalah tujuan-tujuan pendidikan yang telah
disesuaikan dengan keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan umum
pendidikan.[17]
c. Tujuan tak lengkap
Tujuan tak lengkap adalah tujuan dari masing – masing
aspek pendidikan.[18]
d. Tujuan insidental
Tujuan Insidential adalah tujuan yang timbul secara
kebetulan, secara mendadak, misal
tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.[19]
e. Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan-tujuan yang ingin kita capai dalam fase-fase tertentu dari pendidikan.
f. Tujuan perantara
Tujuan Perantara adalah merupakan alat atau sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Misal
mempelajari bahasa guna mempelajari literatur- literatur asing.
Evaluasi Terhadap Tujuan Pendidikan di Indonesia.
Dua hal penting
dan pokok yang harus segera dicarkan jalan keluar dalam evaluasi pendidikan di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan dan biaya pendidikan. Setiap manusia
berhak atas pendidikan dan pekerjaan yang layak, namun pada kenyataannya hal
tersebut belum tercapai sepenuhnya. Tahun 2012 perhatian di bidang pendidikan
memang bertambah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun bila
dibandingkan dengan aspek-aspek lain, pendidikan masih belum menjadi yang
utama.
Dalil-dalil tentang Tujuan Pendidikan
a. Q.S.
al-Dzariyat [51] ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
”Dan Akiu tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S. al-Dzariyat [51] : 56).
Ayat ini dengan sangat jelas mengabarkan
kepada kita bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Dalam gerak langkah dan
hidup manusia haruslah senantiasa diniatkan untuk mengabdi kepada Allah. Tujuan
pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk
insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula
penciptaannya, yaitu sebagai abid.
Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan,
baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai pengabdian
kepada Allah SWT semata.
Mengabdi dalam terminologi Islam sering
diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan,
tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya
akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya
ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu
tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas.[20]
Ibadah dalam pandangan Ilmu Fiqh ada dua yaitu
ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh. Ibadah mahdloh adalah ibadah
yang telah ditentukan oleh Allah bentuk, kadar atau waktunya seperti halnya
sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghoiru mahdloh adalah
sebaliknya, kurang lebihnya yaitu segala bentuk aktivitas manusia yang
diniatkan untuk memperoleh ridho dari Allah SWT.
Indikator dari semua itu yaitu diatas tujuan
mendasar pendidikan islam adalah:[21]
1) Tujuan tercapainya anak didik yang cerdas.
2) Tujuan tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran.
3) Tujuan tercapainya anak didik yang memiliki kesholehan spiritual.
Segala aktivitas pendidikan, belajar-mengajar
dan sebagainya adalah termasuk dalam kategori ibadah. Hal ini sesuai dengan
sabda Nabi SAW :
طَلَبٌ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
وَ مُسْلِمَةٍ (رواه ابن عبد البر)
“Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap-tiap
orang-orang Islam laki-laki dan perempuan” (H.R Ibnu Abdulbari).
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى
سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعُ (رواه الترمذى)
“Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu,
maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah)
hingga ia sampai pulang kembali”. (H.R. Turmudzi)[22]
Ada juga dalil lain yang menyangkut tujuan pendidikan yaitu Q.S.
Asy-Syura: 52 yaitu:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ
تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ
مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan
perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an)
dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada
jalan yang lurus. (Q.S.
Asy-Syura: 52).
Ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan pemahaman terhadap al-Qur’an yang nantinya terwujud peserta didik
yang dapat menerapkan dikehidupan sehari-hari.[23]
Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup
individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.
Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat
dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka
bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting tidak
hanya dalam hal pengembangan kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta
didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan
berbagai kompleksitas yang ada.
Imam Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan
hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan
filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud
di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat
utama dan takwa.[24]
Dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, pada umumnya para ulama
berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah ”untuk
beribadah kepada Allah SWT”. Dan memiliki tujuan yang didasarkan
pada nilai-nilai ke-Tuhanan dan ke-Manusiaan.[25]
Kalau dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa, maka
dalam konteks pendidikan Islam justru harus lebih dari itu, dalam arti,
pendidikan Islam bukan sekedar diarahkan untuk mengembangkan manusia yang
beriman dan bertaqwa, tetapi justru berusaha mengembangkan manusia menjadi imam
atau pemimpin bagi orang beriman dan bertaqwa (waj’alna li al-muttaqina
imaama).[26]
Hujair A.H. Sanaky menyebut istilah tujuan
pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya sebenarnya
pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan
Lil ‘Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis
pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi dimensional,
yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, rangka
membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari
sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al-Qur’an.[27]
Kandungan
Al-Qur’an Surat al-Qashash [28] ayat 26
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ
اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الأمِينُ
“Salah seorang dari kedua
wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada
kita), Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.
Ayat di atas mengisahkan mengenai pelarian
Nabi Musa dari kejaran tentara Fir’aun untuk dibunuh hingga akhirnya bertemu
dengan dua putri dari Nabi Syuaib dan membantunya mengambilkan air minum untuk
ternaknya. Nabi Syuaib adalah seorang pemuka agama dan masyarakat di negeri
Madyan. Konon Nabi Musa adalah seorang yang gagah perkasa, kuat, pandai
memimpin dan jujur lagi dapat dipercaya. Karena sifat-sifat terpuji itulah yang
membuat anak gadis Nabi Syuaib terkesima dan Nabi Syuaib juga berencana
menikahkan salah satu diantara anak gadisnya dengan Nabi Musa.
Kandungan
Al-Qur’an Surat Ali Imron [3] ayat 19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Ayat diatas menunjukkan sebagai berita dari
Allah SWT yang menyatakan bahwa tidak ada agama yang diterima dari seseorang di
sisi-Nya selain Islam, yaitu mengikuti para Rasul yang diutus oleh Allah SWT di
setiap masa, hingga diakhiri dengan Nabi Muhammad SAW yang membawa agama yang
menutup semua jalan lain kecuali jalan yang telah ditempuhnya. Karena itu,
barangsiapa yang menghadap kepada Allah sesudah Nabi Muhammad SAW diutus – dengan membawa agama yang.
Keterangan di atas menunjukkan kedengkian dan
kebencian umat Yahudi dan Nasrani terhadap umat Islam pada zaman sekarang
setelah hujjah dan penjelasan datang pada mereka tentang kebenaran Islam.
Walaupun mereka diberi akal dan pengetahuan oleh Allah SWT, tetapi karena
hatinya tertutup oleh rasa sombong dan dengki terhadap Islam sehingga tidak mau
menerima kebenaran Islam. Pengetahuan yang mereka peroleh digunakan untuk
menuruti hawa nafsu mereka belaka, seperti dapat kita lihat di negara-negara
yang mayoritas penduduknya Yahudi dan Nasrani. Pengetahuan yang telah diperoleh
untuk memperkaya diri, menyombongkan diri bahkan saling berusaha menguasai dan
menjajah diantara satu dengan lainnya dalam segala bidang kehidupan. Sehingga
pengetahuan yang mereka peroleh kering dari makna serta membuat semakin
kehilangan arah ke-ilahi-an dan miskin dimensi transendental.
Tujuan pendidikan ala Al-Qur’an jelas beda
dengan konsep pendidikan di Barat yang mengedepankan materialistik. Dengan
bekal pendidikan dan pengetahuan yang didapat dari proses belajar-mengajar
secara Islami diharapkan akan terbentuk muslim yang lebih tangguh,
berpengetahuan luas dan yakin akan kebenaran ajaran Islam. Pengetahuan yang
didapatpun akan lebih didayagunakan untuk kemaslahatan umat Islam pada
khususnya dan rahmatan lil alamin pada umumnya.
Adapun Tujuan Pendidikan Orang Barat yaitu
kami terlebih dahulu menjelaskan aliran yang dijadikan filosofis Barat yang
menjadi landasan mengembangkan tujuan pendidikan yaitu sebagai berikut:
1) Positivisme
Yang dibangun August Comte (1798-1857) bahwa
tujuan pendidkan adalah pemaknaan ilmu pendidikan yang menghasilkan nilai-nilai
kemanusiaan yang ilmiah.[28]
2) Renaisans
Yang dibangun oleh Descartes (1596-1650) bahwa
tujuan pendidkan adalah rasionalisasi senua kebenaran,yang menetapkan bahwa
kebenaran berpusat pada akal, maka tujuan pendidikan semata-mata untuk mencari
kebenaran.[29]
3) Humanisme
Yang dibangun Immanuel Kant (1724-1804) bahwa
tujuan pendidikan adalah memenusiakan manusia.[30]
4) Naturalisme
Yang dibangun Ludwig Freuerbach (1841-1872)
bahwa tujuan pendidikan adalah bahwa manusia bagian dari alam, bukan
segala-galanya.[31]
5) Materialisme
Yang dibangun Marx (abad 15) bahwa tujuan
pendidikan adalah kehidupan manusia tidak ada kaitannya dengan alam.[32]
Analisis Ayat-ayat tentang Tujuan Pendidikan
Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai
setelah sesuatu kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal
itu nampak yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu
tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education).
Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang
diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada
tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan
alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam
pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi
keberhasilan proses pendidikan.
Sebagai pendidikan yang notabenenya Islam,
maka tentunya dalam merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun
rumusan tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah :
1. Ahmad
D Marimba; tujuan pendidikan Islam adalah; identik dengan tujuan hidup orang
muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk menjadi hamba allah.
Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya .
2. Dr. Ali Ashraf; “tujuan akhir pendidikan
Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada
tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya”.
3. Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the fist and
highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan
pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan
pendidikan jiwa)”
4. Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan Islam
adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak
cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai
semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”.
Dari berbagai pendapat tentang tujuan
pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
Perbedaan antara Tujuan Pendidikan
Islam dengan Nasional
a. Pendidikan Islam sumber dan dasar pijakannya
adalah al-Qur’an dan al- Hadits.
b. Pendidikan Nasional sumber dan dasarnya
adalah Undang-undang Sisitem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
c. Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional mengacau pada
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
d. Al-Qur’an dan al-Hadits dapat dijadikan
sumber inspirasi dan ide dasar untuk semua pendidikan dan tidak terkecuali
pendidikan Nasional.
Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan di atas, kami pemakalah
menyimpulkan :
Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah
membentuk pribadi muslim yang sadar akan tujuan asal mula penciptaannya, yaitu
sebagai abid (hamba). Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan,
baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai pengabdian
kepada Allah SWT semata, selain itu dalam setiap gerak langkahnya selalu
bertujuan memperoleh ridho dari Yang Maha Kuasa.
Pendidikan Islam mempunyai misi membentuk
kader-kader khalifah fil ardl yang mempunyai
sifat-sifat terpuji seperti amanah, jujur, kuat jasmani dan mempunyai
pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang. Diharapkan akan terbentuk muslim
yang mampu mengemban tugas sebagai pembawa kemakmuran di bumi dan “Rahmatan
Lil Alamin“.
Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
Wallahu ‘alam Bisshowab
SARAN DAN KRITIK
Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Abdul Majid
M.Pd.I. yang selaku dosen Pengembangan Kurikulum PAI yang telah memberikan tugas makalah ini sebagai
bahan rujukan maupun digunakan sebagaimana mestinya.
Dan kami mengharapkan untuk dapat
memberikan tambahan yang sekiranya dapat menjadikan penguat terhadap makalah
ini, atau pengarahan terhadap isi makalah ini apabila ada sedikit atau banyak
menyimpang.
Dan tak lupa kepada para pembaca yang
budiman untuk dapat mengkritisi makalah ini, sehingga akan muncul pengetahuan
baru yang bergguna untuk kita semua.
Juga kepada seluruhnya, untuk tidak hanya mengkaji atau
membahas permasalahan ini yang sebatas pada makalah ini, akan tetapi cari dan
telitilah kembali dengan pembahasan yang sama dengan refrensi lain untuk dapat
memperkaya pengetahuan kita. Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi
semuanya dan khususnya pada kami sendiri..Amiin.
Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi, A. dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
2.
Ahmad S, Beni dan Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu
Pendidikan Islam, cet. 1.(Bandung: CV. Pustaka Setia).
3.
Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani, 1995, Bulughul
Maram, (terj; H. Mahrus Ali, Mutiara Ilmu , Surabaya).
4.
Azra, Azyumardi, 2002, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu).
5.
Dhofier, Zamakhsyari 2011, Tradisi Pesantren, cet. 8, ed.
revisi.(Jakarta:LP3ES).
6.
Hasan
Basri dan Beni A.S, 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jilid dua cet.
1,(Bandung: CV. Pustaka Setia).
7.
Hasbulloh,
2011, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cet. 9, ed. Revisi, (Jakarta:Rajawali Press).
8.
Ihsan,
Fuad 2011, Dasar-dasar Pendidikan, cet. 7, (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
9.
Maunah,
Binti 2009, Ilmu Pendidikan, cet.
1, ed. revisi, (Yogyakarta: PT.
Teras).
10.
Maunah,
Binti, 2009, Ilmu Pendidikan, cet. 1, ed. 1, (Yogyakarta: PT. Teras)
11.
Maunah, Binti, 2009, Landasan
Pendidikan, cet. 1, Yogyakarta: PT. Teras).
12. Purwanto, Ngalim 2011, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis, cet. 20,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset ).
13.
Rifa’i, Moh 2011, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Semarang : (PT. Karya Toha
Putra).
14.
Sanaky, Hujair AH Paradigma Pendidikan Islam; Membangun
Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press).
15.
Suardi, M, 2010, Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT
Indeks.
16. Suwarno. 1992. Pengantar Umum Pendidikan.
Jakarta : Rineka
17.
Syahminan, Zaini, 1986, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka al-Husna.
18.
Tirtarahardja, Umar dan La
Sulo, 2008, Pengantar Pendidikan, cet. 2, ed. Revisi, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta).
[1]Beni Ahmad S dan Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu
Pendidikan Islam, cet. 1.(Bandung: CV. Pustaka Setia). hal. 146.
[2]Binti Maunah, 2009, Ilmu Pendidikan, cet. 1, ed. revisi,
(Yogyakarta:PT. Teras). hal. 31.
[3] Binti Maunah, 2009, Ilmu Pendidikan, cet. 1,
ed. 1, (Yogyakarta:PT. Teras). hal. 29. dan Binti Maunah, 2009, Landasan
Pendidikan, cet. 1, Yogyakarta: PT. Teras). hal. 9.
[4] Ibid,
hal. 31, dan Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 2008, Pengantar Pendidikan,
cet. 2, ed. Revisi, (Jakarta:PT. Rineka Cipta).
hal. 37.
[5] Ngalim Purwanto, 2011, Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis, cet. 20, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset ). hal. 19.
[7] Binti Maunah, 2009, Ilmu Pendidikan,…..,
hal. 34-36. dan Binti Maunah, 2009, Landasan Pendidikan, cet. 1, Yogyakarta:
PT. Teras). hal. 11.
[8]Fuad Ihsan, 2011, Dasar-dasar
Pendidikan, cet. 7, (Jakarta: PT. Rineka Cipta). hal. 122-123.
[10]Hasbulloh, 2011, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,
cet. 9, ed. Revisi, (Jakarta: Rajawali Press). hal. 137.
[12]Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 2008, Pengantar
Pendidikan, cet. 2, ed. Revisi, (Jakarta:PT. Rineka Cipta). hal. 39.
[13] Ibid, dan Binti Maunah, 2009, Ilmu
Pendidikan, …..hal. 33.
[18]Binti Maunah, 2009, Landasan Pendidikan,
…hal.15.
[21]Beni Ahmad S dan Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu
Pendidikan Islam,…hal.146-147.
[24] Zyumardi
Azra, Pendidikan
Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2002, hal. 33.
[25] Hasan Basri dan Beni A.S, 2010. Ilmu Pendidikan Islam,
Jilid dua cet. 1,(Bandung: CV. Pustaka Setia). hal. 22.
[27]Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam; Membangun
Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press). hal. 142.
[28] Beni Ahmad S dan Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu
Pendidikan Islam, cet. 1.(Bandung: CV. Pustaka Setia). Hal. 154.
[33]Beni Ahmad S dan Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu
Pendidikan Islam, …hal. 196-197.
Tags
Pendidikan