Sahabat coretan pena, kali ini admin akan berbagi
contoh laporan kegiatan observasi lapangan. Tulisan yang admin buat bersama
dengan dua teman admin, yaitu saudara Akhmad Lutfhi Ali dan Muhammad Irsyad, guna
memenuhi tugas makul Pendidikan Non Formal yang diampu oleh Bapak Faisal Kamal.
Laporan ini dibuat berdasarkan survei langsung ke lapangan, hasil dari
wawancara dan pengamatan langsung obyek yang kami tuju.
Sebagaimana nama Mata Kuliah di atas, maka dalam
proses perkuliahan selain terori tentang apa itu pendidikan non formal, kami
para mahasiswa di beri tugas untuk terjun langsung dan meneliti lembaga non
formal seperti PKBM, LPK, TPQ dan lain sebagainya. Dan kelompok kami memilih
untuk meneliti TPQ Thoriqotul Huda.
Dari hasil survei dan wawancara dengan pengelola TPQ,
maka kami buat dalam bentuk tulisan makalah yang selanjutnya dikumpulkan
sebagai tugas. Hasil tersebut juga sebagai bahan referensi untuk didiskusikan
atau diseminarkan kepada teman-teman kelas yang lain.
Baiklah, langsung saja yuk kita simak hasilnya.
Selamat membaca dan semoga bisa bermanfaat.
* * *
Kata Pengantar
Alhamdulillah wa syukrulillah, segala puji hanya milik
Allah yang telah melimpahkan kesehatan dan kemampuan sehingga tugas makul
Pendidikan Non Formal yang di ampu oleh Bapak Faisal Kamal, M.Pd.I bisa
terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabiyullah
Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Seiring perkembangan zaman yang serba modern dengan karakteristik
pemuda yang suka bermain dan kecenderungan orang tua yang agak lebih membiarkan
anak-anaknya sesuai keinginannya, maka Pendidikan di TPQ adalah salah satu hal
cukup menarik untuk di teliti. Hal inilah yang menjadikan kami memilih TPQ
Thoriqotul Huda Bugangan sebagai tempat untuk penelitian.
Tentunya dalam penelitian yang kami lakukan ini masih
banyak sekali kekurangan karena memang disini masih dalam tahap belajar
sehingga saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan demi perbaikan pada
penelitian selanjutnya.
Penyusun
TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN THORIQUL HUDA
BUGANGAN RT 02 RW IX
A. Profil Lembaga
1.
Riwayat
Singkat
Taman Pendidikan Al-Qur’an Thoriqotul
Huda merupakan sebuah ikhtiar nyata dari warga masyarakat Desa Bugangan untuk
sebuah lembaga pendidikan agama islam yang bisa membekali anak-anak dengan
pendidikan agama khususnya kemampuan membaca al-qur’an. Bermula dari kegiatan
ngaji dalam lingkup keluarga(istri dan anak) yang dilakukan oleh ustadz Rohani Anwar di
rumahnya. Kegiatan tersebut diketahui oleh warga sekitar sehingga ia dimnta
untuk mengajari anak-anak yang lain di
desa tersebut.
TPQ Thoriqotul Qur’an ini mulai dirintis
pada tahun 1978 an oleh Ustadz Rohani Anwar. Awal
kegiatan dilakukan dirumahnya, namun karena semakin lama semakin bertambah
banyak maka kegiatanpun dialihkan ke masjid. Hingga pada tahun 1999 TPQ
Thoriqul Huda ini diresmikan. Waktu itu metode yang digunakan adalah dengan
model Turutan. Kemudian diganti dengan Iqro selama kurang lebih 4 tahun. Dan
bersamaan dengan peresmian TPQ, metode yang digunakanpun diganti dengan metode
Qira’ati.
Beberapa fasilitaspun disiapkan seperti
meja, alat peraga termasuk juga papan nama. Pada mulanya, jumlah santri yang
mengaji tidaklah terlalu banyak yakni sekitar 25 orang. Seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan agama, jumlah
santripun meningkat. Hingga saat ini tercatat telah ada sekitar 99 santri yang
aktif mengaji dengan jumlah ustadz/ah 8 orang.
2. Visi Dan Misi
a.
Visi
TPQ Thoriqotul Huda tampil menjadi satu
lembaga pendidikan yang konsisten berkiprah mencetak generasi muda Islami yang
siap meneruskan perjuangan para ulama dalam menegakkan agama Allah.
b.
Misi
Menyelenggaran pendidikan untuk
menyiapkan generasi muda terutama anak-anak yang mencintai Al-Qur’an.
B.
Transkip Wawancara di TPQ
Thorikotul Huda
1.
Dimana lokasi TPQ Thoriqotul
Hudu?
Taman Pendidikan Al-Qur’an Thoriqotul
Huda yang berlokasi di Desa Bugangan RT 02 RW IX Telpon 081324839500 dengan
menggunakan masjid Thoriqotul Yusro sebagai pusat kegiatan. Lebih tepatnya,
gedung TPQ ini persis di bawah masjid (lantai 1). Artinya belum memiliki gedung
TPQ sendidiri (masih menumpang di masjid).
2.
Siapa ketua atau pengurus TPQ?
Kepengurusan di dalam TPQ Thoriqotul Huda Bugangan
untuk saat ini di pimpin oleh Bapak Tholib Abidin yang sekaligus menjadi ketua
takmir masjid. Bendaharapun di gabungkan dengan bendahara takmir masjid yaitu
bapak Indro Budiarto. Segala hal permasalahan yang berkaitan dengan ke-TPQ an dalam hal keuangan di atur kepala TPQ dan Bapak
Indro. Kemudian masalah sekertaris pengurus di pegang Bapak Fens Haryanto yang
selalu mengurusi masalah proposal dan bantuan dana dari pemerintah kata bapak
Rohani dalam wawancara.
3.
Apa tugas pokok Ustadz/
Ustadzah?
Berdasarkan surat keputusan dari
pengurus takmir masjid Thoriqotul Huda pada bulan Oktober 2012, TPQ Thoriqotul
Huda memiliki beberapa tugas pokok sebagai berikut:
a). Melaksanakan
pendidikan agama bagi anak-anak terutama membaca al-qur’an dan praktik ibadah.
b). Melaksanakan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak untuk mencapai visi
dan misi TPQ.
c). Mengupayakan terlibatnya masyarakat
sehingga peduli dan mendukung semua kegiatan pendidikan di TPQ.
4. Apa kurikulumnya?
Sebagaimana
dipaparkan diatas, bahwa TPQ Thoriqotul Huda ini awalnya menggunanan metode
Turutan, kemudian IQRA’ dan terakhir adalah QIRA’ATI sampai sekarang. Model
Qira’ati ini terbagai menjadi 6 jilid. Dilanjutkan dengan Qur’an, Ghorib, Tajwid dan terakhir finishing.
Di tahap terakhir ini, seorang anak harus lulus ujian di 3 tingkatan. Pertama,
ujian lembaga (institusi dimana seorang anak mengaji). Kedua, ujian di tingkat
Kecamatan. Ketiga, ujian di tingkat Kabupaten yang cabangnya yaitu di
Jambean.
5. Bagaimana tenaga kependidikannya?
Pada saat ini, tenaga pendidikan di Taman Pendidikan
Al-Qur’an Thoriqotul Huda berjumlah
8 orang yang terdiri dari 5 ustadz dan 3 ustadzah. Latar belakang pendidikan
mereka adalah lulusan Qira’ati yang sudah bersyahadah.
6. Bagaimanakah kondisi santri sekarang?
Santri
Taman Pendidikan Al-Qur’an Thoriqotul Huda sebagian besar berasal dari wilayah
RW 09 dan RW 05 ditambah sebagian dari wilayah RW 04 dan RW 01 serta
dari Desa Kalianget. Pada umumnya para santri berusia antara 5 tahun sampai
dengan 13 tahun dari jenjang pendidikan PAUD hingga SMP. Dan jumlah
keseluruhannya adalah 99 anak.
7. System pembiyayannya bagaimana?
Pembiayaan
kegiatan pendidikan di Taman Pendidikan Al-Qur’an Thoriqotul Huda berasal dari
infaq santri perbulan dengan 3 pilihan : Rp. 10.000, Rp. 15.000 dan Rp. 20.000.
Menurut penuturan Kepala TPQ, Bapak Rohani Anwar,
kebanyakan dari santri memilih infaq Rp. 15.000/bulan. Dari infaq tersebut di
bagi untuk 8 ustadz/ah dan untuk operasional TPQ.
8. Apa target
kompetensi lulusannya?
Lulusan TPQ Thoriqotul Huda diharapkan
akan memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Mampu membaca al-qur’an dengan lancar dan benar sesuai
dengan ilmu tajwid.
b.
Mengusai
bacaan-bacaan praktek wudhu, shalat, baik shalat fardlu maupun shalat sunnah termasuk
wirid dan do’a setelah shalat.
c. Menguasai do’a-doa sehari dan mengamalkannya.
d. Hafal dan menguasai al-qur’an minimal juz 30 (juz
amma).
e. Mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya
yakni madrasah diniyah.
9.
Bagaimana kondisi masyarakat sekitar?
Masyarakat RW 09 Kelurahan Kalianget
tempat TPQ Thoriqotul Huda adalah masyarakat yang sangat peduli dengan kegiatan
keagamaan serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Dari awal pendirian
mereka dengan penuh antusias mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an Thoriqotul Huda. Sumbangsih
warga pun ada yang menjadi donator tetap.
10. Bagaimana metode pengajaran yang di gunakan?
Adalah hal yang paling menarik yang kami dapat
berkaitan dengan proses pengajaran. Yang membedakan antara sekolah formal dan
non formal berada pada bagian pengajarannya. Pada pendidikan formal kenaikan
kelas di laksanakan setahun sekali dan apabila tinggal kelas maka mengulangnya
pada tahun depan. Sedangkan pada pendidikan nonformal yang ada di TPQ ialah
kenaikan jilid tergantung kemampuan tiap-tiap individu. Ada anak yang umurnya
sudah relatiaf tua tetapi kemampuannya belum sampai maka masih di jilid 3.
Adapula yang umurnya relative muda tapi karna kemampuan otaknya tinggi sudah
berada di jilid 6. Sehingga pada ahirnya kelulusan atau kataman yang dilaksanakan
bermacam-macam umurnya. Pernah ada peserta yang termuda umur 8 tahun dan paling
tua umur 14 tahun. Sehingga di sini siapa yang otaknya mampu maka akan melesat
dan lulus terlebihdahulu jadi tak ada diskriminasi dalam hal kemampuan
tiap-tiap anak.
Tags
Catatan Kuliah