Sumber : telegram(dot)go(dot)id |
Cara Meneladani
Asmaul Husna Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakill, Al-Matiin, Al-Jamii’ dan Al-Akhir.
Bagaimana cara
meneladani asmaul husna di atas? Nah, dalam kesempatan kali ini admin akan
share tentang cara meneladani Asmaul Husna Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakill,
Al-Matiin, Al-Jamii’ dan Al-Akhir. Langsung saja yuk simak penjelasannya.
Pertama, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul
Husna al-Karim. Ada tujuh contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna
al-karim, yaitu :
a) Berupaya menjadi orang yang dermawan. Orang
yang dermawan akan menyedekahkan sebagian harta bendanya untuk kemaslahatan
umat atau menolong kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kenapa
demikian? Karena segala yang kita miliki sebenarnya bukanlah milik kita. Akan
tetapi milik Allah yang dititipkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya harta kita digunakan untuk kebaikan bersama.
b) Menanamkan sifat mulia dalam diri kita
sehingga kita menjadi seorang mukmin yang berakhlak terpuji. Dengan demikian, Allah
Yang Maha Mulia akan mencintai kita karena kita menerapkan sifat mulia yang
memunculkan kemuliaan.
c) Menanamkan sifat pemurah dalam diri kita.
Allah swt sangat mencintai orang yang bersifat pemurah dan Dia membenci orang
yang bersifat kikir.
d) Menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada diri
kita terhadap orang lain secara tulus. Allah sangat mencintai kepada
hamba-hamba-Nya dengan memberi kasih sayang yang melimpah. Oleh karena itu,
sangatlah pantas jika kita saling mengasihi dan mencintai di antara sesama
manusia.
e) Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga,
tamu dan orang lain. Memuliakan tetangga, tamu dan orang lain adalah salah satu
lahan yang baik untuk menjalin silaturahmi. Kenapa demikian? Karena dengan
memuliakan mereka dapat membukakan pintu-pintu rezeki. Di samping itu, kita
akan dimuliakan oleh mereka. Bukankah hal ini merupakan balasan yang setimpal?
Dan secara otomatis kita telah melaksanakan perintah Rasulullah saw.
f) Menjadi seorang pemaaf,karena Allah
menyukai sifat pemaaf. Sifat pemaaf inilah akan membuat kita menjadi seorang
yang hatinya lapang dan merasa semakin ringan jika menghadapi berbagai masalah
yang berat. Seorang pemaaf yang mau memaafkan keasalahan orang lain terhadap
dirinya termasuk orang yang sangat mulia di hadapan Allah swt. Perlu diketahui
bahwa apabila seorang mukmin berkenan ikhlas memaafkan orang lain atas
kesalahan yang diperbuatnya, maka derajat kemuliaannya akan ditambah oleh Allah
swt. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Tidaklah seseorang memaafkan,
melainkan Allah tambah kemuliaannya.”
g) Berupaya menghiasi diri kita dengan keimanan
dan ketakwaan agar dapat meraih kemuliaan. Perilaku-perilaku takwa ini akan
mendapat balasan yang setimpal berupa kebaikan, kebahagiaan, dan kemuliaan di
hadapan Allah dan manusia.
Kedua, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul Husna
Al-Mu’min. Ada sembilan contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-mu’min,
yaitu :
a) Senantiasa mengkampanyekan nilai-nilai
kejujuran. Kejujuran adalah suatu sikap apa adanya yang keluar dari hati nurani
setiap manusia. Nilai-nilai kejujuran inilah yang menjadi dasar untuk
menciptakan kebaikan, kemaslahatan, dan kesejahteraan dalam suatu masyarakat,
bangsa, dan negara.
b) Memberi rasa aman kepada orang lain agar
kelak menjadi orang yang terpercaya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara hidup
jujur, menepati janji, memelihara amanat, dan tidak berkhianat. Sehingga kita
dapat memberikan rasa aman terhadap sesama manusia. Selain itu, kita tidak akan
berbuat zalim kepada orang lain.
c) Memiliki kepedulian untuk menolong kepada
orang lain atau hati kita tergerak untuk menolong saudara muslim ketika
membutuhkan bantuan, maka kita juga akan memberi rasa aman kepada mereka
sehingga kita memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh orang mukmin.
d) Membina kehidupan yang tenang dengan tidak
membuat onar, perkelahian, pertengkaran, tawuran, dan segala bentuk perbuatan
yang meresahkan masyarakat. Hendaklah lisan dan tangan kita serta segala
tindakan kita harus menimbulkan rasa aman bagi diri kita dan orang lain.
e) Menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan
keselamatan saat terjadi kecelakaan atau bencana alam. Dengan demikian, kita
dapat membantu mereka untuk keluar dari bahaya dan berupaya meringankan
penderitaannya.
f) Mau meminta perlindungan kepada Allah.
Kenapa demikian? Karena pada dasarnya manusia adalah lemah. Mereka kebanyakan
takut terkena penyakit, miskin, kelaparan dan kehausan, bahkan takut tertimpa
keburukan yang besar. Dengan rasa takut inilah kita memohon perlindungan dan
pertolongan dari Allah.
g) Menjaga iman kita hingga meninggal dunia.
Kenapa demikian? Tiada suatu pun dalam kehidupan ini yang lebih berharga bagi kita
daripada iman. Dengan bekal iman yang benar, kita bisa merasakan indahnya
kehidupan dunia dan nikmatnya kehidupan akhirat. Sebab orang yang mati dengan tetap
memegangi imannya, maka ia akan masuk surga dengan segala keindahannya, dan
orang yang mati dengan tidak memiliki iman, maka kelak ia akan masuk neraka
dengan segala kepedihannya.
h) Berusaha menjadi orang mukmin yang
bertakwa. Harus kita sadari bahwa Allah kelak akan menuntut dan memberi
keadilan kepada setiap umat manusia. Semuanya akan dibuka dengan sebenar-benarnya.
Perbuatan baik dan buruknya seseorang, meskipun sangat kecil akan diketahui.
Jadi, jika kita selama di dunia benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah,
tentu kenikmatan yang besar dan abadi akan kita peroleh. Tetapi apabila
keburukan yang selalu kita perbuat, siksalah yang akan selalu menemani kita.
Oleh karena itu,langkah terbaik kita adalag berupaya untuk melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan Allah.
i) Menjadi orang yang terpercaya. Untuk menjadi
orang yang terpercaya tidaklah mudah, banyak godaan yang selalu menghampirinya.
Tetapi jika kita mampu meneladani sifat Allah Al-Mu’min dan menjadikannya
pedoman bagi kita dalam bersikap dan bertindak serta sebagai penunjuk jalan
untuk berusaha menjadi orang yang terpercaya, maka kita kelak akan menjadi
orang yang terpercaya.
Ketiga, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul Husna
al-Wakil. Ada tujuh contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-wakil,
yaitu :
a) Melakukan segala sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan diniatkan untuk mencari ridla Allah. Pekerjaan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka insyaallah hasilnya akan maksimal dan
memuaskan.
b) Menjalankan amanat yang diberikan kepada
kita dengan sebaik-baiknya. Setiap amanat dan tanggung jawab yang diberikan
kepada kita selain dimintai pertanggungjawaban dari Allah. Dengan demikian,
jika amanat itu dapat kita laksanakan dengan baik, maka kelak
pertanggungjawabannya akan ringan daripada jika kita mengabaikan atau
mengkhianati amanat tersebut.
c) Menghindari kemalasan dan menumbuhkan sifat
bekerja keras, tekun dan ulet. Orang-orang yang mempunyai semangat yang tinggi
dalam bekerja keras, tekun dan uletakan diberikan kemudahan dalam berupaya. Hal
ini menandakan bahwa ia telah menerapkan sikap dan perilaku tawakal kepada
Allah. Bukankah Allah menyukai orang-orang yang tawakal dan membenci orang yang
malas.
d) Memasrahkan semua urusankepada Allah
setelah berusaha dan berdoa. Orang-orang yang mau menyerahkan diri segala
urusannya akan diberikan ketenangan hidup dan dihindarkan dari rasa ketakutan
dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan cobaan.
e) Menanamkan tanggung jawab yang tinggi
terhadap tugas kita. Jika kita mengaku sebagai pelajar, maka kita bertanggung
jawab untuk selalu belajar dan menuntut ilmu hingga akhir masa.
f) Berupaya untuk memelihara kesucian diri.
Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi setiap orang yang beriman. Ini
merupakan pedoman agar kita bisa mempertahankan kesucian diri.
g) Mau berintrospeksi diri dari sikap dan
perilaku yang kita lakukan.Dalam hidup kita tidak terlepas dari perbuatan yang
buruk atau kesalahan yang telah kita lakukan. Tapi terkadang kita tidak pernah
menyadari perbuatan itu. Maka kita perlu introspeksi diri dan segera bertobat.
Karena Allah memerintahkan kita agar selalu memperhatikan apa yang kita
kerjakan sebagai bekal kehidupan di akhirat. Hikmah dari introspeksi diri ini
adalah memperbaiki diri kita, menghilangkan sifat sifat buruk dan merubahnya
menjadi perilaku terpuji.
Keempat, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul
Husna al-Matiin. Ada tujuh contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-matiin,
yaitu :
a) Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan
sehari-hari. Kenapa demikian? Karena kunci sukses dalam hidup adalah sikap
disiplin yang kita wujudkan dalam berbagai bidang kehidupan kita. Tanpa
disiplin yang tinggi mustahil sebuah kesuksesan bisa diraih. Menerapkan sikap disiplin
memang sulit. Disiplin bisa dijalankan oleh setiap individu apabila ia ikhlas
dan ridla menjalankannya.
b) Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak
tergoyahkan oleh bisikan setan atau iblis menyesatkan. Setan atau iblis sangat
tidak suka jika ada hamba Allah yang ikhlas, khusyuk, dan bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, kita harus berupaya keras untuk
tetap bersemangat dalam beribadah tanpa harus tergoda oleh bujuk rayu setan.
c) Terus berusaha dan tidak putus asa dalam
berusaha dan menghadapi cobaan. Semangat inilah akan memberikan jalan atau
solusi untuk mencapai harapan dan cita-cita serta bersemangat untuk selalu
keluar dari cobaan.
d) Bekerja sama dengan orang lain sehingga
menjadi lebih kuat. Saat kita tidak mampu berusaha secara sendirian, maka
langkah terbaik adalah menjalin kerjasama dengan orang lain sehingga dapat
memberikan kekuatan baru dalam berupaya dan mencapai keinginan yang lebih baik.
e) Memenuhi kebutuhan pribadi secara mandiri.
Dengan sifat mandiri inilah kita tidak akan bergantung kepada orang lain. Di
samping itu, sifat mandiri akan mengantarkan kita kepada diri yang kuat dalam
menghadapi tantangan hidup yang semakin rumit dan berat.
f) Tidak menggantungkan kepada selain Allah
dalam memenuhi kebutuhan. Hal ini dilatarbelakangi karena segala sesuatu yang
diberikan kepada kita adalah berasal dari Allah. Untuk itulah, dengan bersandar
pada Allah Yang Maha Kokoh, akan membuat kita menjadi lebih kuat, tangguh, dan
hebat.
g) Berusaha menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk hal-hal yang diridlai Allah. Setiap manusia diberikan kekuatan dan
kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itulah, kekuatan dan kemampuan yang ada
dalam kita hendaknya digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat sehingga
kita mendapat ridla Allah.
Kelima, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul Husna
al-Jamii’. Ada lima contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-jamii’,
yaitu :
a) Mau bekerjasama dengan orang lain Tidak ada
satu masalah pun yang tidak bisa diselesaikan dengan kerjasama. Sesulit apapun
masalah pasti bisa diselesaikan dengan kerjasama/musyawarah. Manusia sebagai
makhluk sosial ditakdirkan oleh Allah untuk bekerjasama.
b) Hidup berdampingan secara harmonis dengan
sesama manusia dan makhluk Allah yang lain. Kita sebagai makhluk sosial harus
menyadari bahwa kehidupan kita membutuhkan orang lain dan makhluk Allah yang
lainnya. Untuk itulah, sudah sepantasnya kita harus menjalin hidup dengan
mereka secara harmonis dan tanpa merusak atau menyakitinya.
c) Menjaga pergaulan yang baik. Hal ini dapat
kita lakukan dengan cara memilih teman dan sahabat yang bisa membawa pada
kebaikan. Teman atau sahabat yang baik akan memberikan bimbingan dan motivasi
bagi kita untuk selalu berbuat baik dan memperbaiki diri.
d) Memperbanyak silaturahim. Dengan sering
bersilaturahmi akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi kita, di
antaranya dapat membuka pintu rezeki, memperpanjang umur, dan memberikan solusi
atas permasalahan yang kita hadapi.
e) Tidak berbuat sombong terhadap makhluk Allah
di dunia ini, tetapi saling bekerja sama untuk menggapai ridla Allah. Sikap
rendah hati yang kita tunjukkan kepada orang lain akan membawa rasa
penghargaan, penghormatan, dan kemuliaan yang tinggi. Sedangkan kesombongan
yang kita tunjukkan kepada orang lain akan merendahkan kita dan membuat kita
menjadi terasing.
Keenam, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul Husna
al-Adl. Ada sepuluh contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-adl,
yaitu :
a) Berbicara, bersikap, dan bertingkah laku
terhadap orang lain dengan baik. Kalau kita merasa sakit hati bila diejek, maka
orang lain juga akan merasa sakit hatinya ketika diejek. Oleh karena itu,
jangan pernah mengejek orang lain. Keadilan dalam berbuat inilah selalu
menyertai kita dalam kehidupan sehari-hari.
b) Jangan melakukan sesuatu yang didasari atas
rasa marah, dendam, atau kepentingan diri sendiri, karena hal itu menjadikan
seseorang berlaku tidak adil. Adil adalah kemuliaan dan pertanda kebaikan
seorang muslim.
c) Berusaha bertindak adil dalam memberlakukan
perilaku terhadap diri kita sendiri karena apa yang ingin kita berlakukan
kepada orang lain telah kita alami. Tentu perbuatankita tidak didasarkan atas
rasa marah, dendam, atau kepentingan diri sendiri sehingga perbuatan itu tidak
akan merugikan orang lain. Kita akan bertindak dan berbuat sesuai dengan
peraturan dan ketentuan Allah. Dengan demikian, kita akan memberikan hak-hak
orang lain sesuai dengan hak yang mereka miliki.Menegakkan keadilan adalah wujud
pengabdian kita kepada Sang Maha Adil.
d) Kita harus bersyukur atas kebaikan Allah
dan menerima tanpa prasangka atau keluhan atas apapun nasib kita yang tampaknya
kurang baik. Dengan demikian, mungkin rahasia keadilan Allah akan terungkap
kepada kita dan kita akan merasa berbahagia dengan kesenangan dan penderitaan
yang berasal dari Allah Yang Maha Adil.
e) Berusaha menjadi seorang muslim atau
muslimah yang selalu berbuat adil, baik terhadap diri kita sendiri, keluarga, dan
sesama makhluk Allah. Dengan berbuat adil ini, kita akan menghindari perbuatan
zalim dan tidak akan menyakiti orang lain.
f) Tidak membeda-bedakan teman dalam
pergaulan. Semakin kita dapat bergaul dengan siapa saja yang membawa kebaikan,
semakin luas pula pergaulan kita, maka nantinya akan membawa manfaat bagi
kebaikan diri kita sendiri dan kemaslahatan bersama, baik kehidupan di dunia
maupun di akhirat.
g) Berupaya memandang suatu masalah dengan
baik. Hal ini dapat kita alami ketika kita mencari solusi terbaik atas
persoalan yang menimpa kita sendiri maupun orang lain, terlebih jika kita
diminta untuk memutusi persoalan dengan adil. Dari sinilah kita harus mampu
memandang persoalan dengan melihat kebenarannya.
h) Saat kita diberikan tugas untuk membagi
sesuatu atau urusan tertentu, maka kita harus bertindak adil sehingga tidak
menimbulkan rasa iri dan kecemburuan di antara pihak yang berkompeten.
i) Berupaya untuk selalu menambah dan
memperbanyak amal ibadah. Hal ini dikarenakan kelak pada hari pembalasan Allah
akan memberikan balasan yang adil bagi orang yang banyak beramal dan memberikan
siksa bagi orang yang tidak mau beribadah. Dengan demikian, kita juga akan
semakin berhati-hati dalam bersikap, berkata, dan berbuat karena semua akan ada
balasannya.
j) Tidak mementingkan suatu kelompok atau
golongan, tetapi berusaha berada di tengah-tengah agar tidak merugikan
pihak-pihak yang bersangkutan. Semua orang harus mendapat keadilan dari
keputusan kita.
Ketujuh, admin akan bahas tentang cara meneladani Asmaul
Husna al-Akhir. Ada tujuh contoh sikap dalam kita meneladani asmaul husna al-akhir,
yaitu :
a) Berani bersikap baik bagi diri kita
sendiri, terhadap orang lain maupun Allah swt. Hal ini mempunyai maksud bahwa
kondisi baik kita didasarkan oleh ketiga hal tersebut. Oleh karena itu, apabila
kita mempunyai kesalahan atau dosa kepada orang lain, maka hendaknya berani
meminta maaf kepada diri kita sendiri, orang lain, dan Allah swt sehingga kelak
kita tidak menanggung beban kesalahan dan dosanya di hadapan Allah.
b) Tidak sombong di hadapan manusia dan Allah.
Karena kesombongan yang kita lakukan akan berakhir dengan hukuman Allah dan
kelak akan mendapat pembalasan yang setimpal dari kesombongan itu.
c) Berusaha menangguhkan segala sesuatu jika
memang kurang bermanfaat. Sehingga waktu-waktu kita akan selalu terisi dengan
segala sesuatu yang membawa manfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain.
d) Berupaya melakukan amal ibadah hingga ajal
menjemput sehingga kita meninggal dalam keadaan membawa iman, husnul khotimah
dan mempunyai bekal yang cukup untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
e) Tidak menunda-nunda tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggungjawab kita. Semakin kita menunda pekerjaan, maka semakin
menumpuk pula pekerjaan lainnya. Hal ini lama-kelamaan akan membuat kita
menjadi stres jika tuntutan pekerjaan itu harus segera diselesaikan dengan
hasil yang baik.
f) Menghindari berbuat maksiat, kejahatan atau
tindakan apa saja yang akan mendatangkan murka Allah, sebab ketika kita sudah
meninggal, kelak perbuatan kita itu akan dimintai pertanggungjawaban dan
mendapat balasan yang pedih.
g) Berusaha untuk selalu meningkatkan
ketakwaan dan amal shaleh. Hal ini dapat mengantarkan kita pada kehidupan yang
baik selama di dunia dan di akhirat.
Itulah beberapa cara dalam meneladani Asmaul Husna Al-Karim,
Al-Mu’min, Al-Wakill, Al-Matiin, Al-Jamii’ dan Al-Akhir. Semoga bermanfaat.