Kematian Socrates - Dia
hdup pada masa pemerintahan Athena yang mengaggap bahwa mereka telah memiliki
kebenaran sejati atau sufisme. Ini menyebabkan orang yang berbeda dengan
pemikirannya akan disingkirkan. Dan mereka akan beretorika dengan berbagi
alasan untuk mempertahankan pendapatnya.
Socrates
yang pada saat itu memiliki pemikiran bahwa kebenaran bakanlah milik siapapun,
melaikan kebenaran itu perlu dicari. Pemikiran tersebut membuat marah
pemerintah Athena sehingga diapun ditangkap dan diadili, dihadapan
masyarakat dengan tuntutan bahwa dia telah menyebarkan pemikiran yang keliru
dan bertentangan dengan masyarakat. Karena di sana adalah Negara
yang demokrasi dia diberi kesempatan untuk membela diri dengan argument bahwa
dia bukanlah pemilik kebenaran namun dia adalah pencari kebenaran. Setelah itu
masyarakat disuruh untuk menilai mana yang benar. Pada sidang pertama Socrates
mendapat suara terbanyak. Karena pemerintah tak puas maka dilakukan siding
sampai tiga kali, dan dia divonis bersalah ketika sidang ketiga. Dengan hukuman
harus meminum bisa yang beracun.
Sehari
sebelum hukuman eskusi dilakukan, dia didatangi oleh murid-muridnya untuk
membebaskannya. “Wahai guru, kami akan menyelamatkan engkau untuk keluar ari
sini”, kata salah satu muridnya. Namun dia menolak dengan mengatakan jika saya
kabur maka saya melanggar hukum Negara, dan saya tak akan melakukan itu.
Muridnyapun bertanya, “jika engkau tak keluar dari sini maka engkau akan mati?”
“Jika saya mati maka saya akan merasakan apa itu mati “, jawad Socrates pada
murid-murindnya. Denagan jawaban gurunya seperti itu tak lantas membuat
murid-miuridnya diam, namun tetap bertanya lagi, “jika engkau mati , maka
engkau akan masuk neraka ataupun surga?” “Neraka itu bagaikan kita tidur yang
diganggu oleh mimpi, sedangkan surga bagaikan kita tidur nyenyak tanpa gangguan
sedikitpun”, jawab Socrates lagi.
Tags
Artikel