Tafsir Surah Al Fatihah Ayat 1-7 – Surah Al-Fatihah adalah surah
yang wajib dibaca dalam sholat. Minimal sehari seseorang membaca Surah
Al-fatihah sebanyak 17 kali. Sebenarnya apa istimewanya? Apa isi surah
Al-fatihah sehingga selalu diulang dalam setiap sholat.
Tulisan
sederhana ini akan mencoba memberikan gambaran tentang isi Surah Al-Fatihah
ayat 1-7. Meski sederhana semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Selamat membaca tafsir Surah Al-Fatihah ayat 1-7. Jika sudah tahu jangan lupa
bagikan ke yang lain ya.
1. dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang [1].
2. segala
puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam [3].
3. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang
menguasai [4] di hari Pembalasan [5].
5. hanya
Engkaulah yang Kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan [7].
6.
Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
[1]
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat
yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha
Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan
karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi
pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu
(segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya
karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui
keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala
puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut
dipuji.
[3] Rabb
(tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara.
Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada
sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua
yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam
manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya.
Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik
(yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca
dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5]
Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia
menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut
juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu
diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh
perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena
berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7]
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan
bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan
dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina
(tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang
benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi
juga memberi taufik.
[9] Yang
dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan
yang menyimpang dari ajaran Islam.