Nasehat Kakek


Sore itu saat kakek sedang duduk sambil membaca Koran dan menikmati segelas kopi di serambi rumah ku beranikan diriku untuk minta pendapat beliau. Karena beliau adalah tumpuan tempat ku bercerita dan meminta pendapat ketika ku sedang mempunyai masalah.
“Kek !” panggilku dari balik pintu.
“Ada apa Ris, kemarilah. Sepertinya ada sesuatu yang menggajal pikiranmu,” sahut kakek sambil melambaikan tangannya.. “Ada apa kok mukanya terlihat murung?” lanjut kakek.
“Gini kek, ayah menginginkan ku untuk tinggal di pesantren, padahal kakek tahu sendiri dari dulu aku pengin masuk SMP jika telah lulus nanti,” keluhku pada kakek.
“Riski…!” suara kakek dengan penuh kasih saying. “Jika ada orang tua melarang anaknya bermain pisau karena mereka khawatir anaknya akan tersayat dengan pisau itu, apkah itu salah?” tanya penuh selidik.
Ku gelengkan kepala sambil berkata “tidak kek”.

“Benign Riski, ayahmu menginginkan dirimu tinggal di pesantren karena dia khawatir jika kamu tidak bisa mengontrol diri, kamu akan ikut dalam pergaulan bebas. Bukankah sekarang banyak orang yang pitar tapi gak bener.  Itu semua karena tidk mempunyai akhlak sehingga merekapun berbuat kejelekan terasa biasa saja.” nasehat kakek.
“Berarti kakek setuju dengan keputusan ayah,” kilah Riski.
“Jika semua itu untuk kebaikanmu dan masa depanmua , kakek selalu mendukungnya,” jawab kakek.
“Riski tujuan hidup bukan hanya untuk dunia saja tapi masih ada kehidupan lagi yaitu akherat. Dan bekal ke sana yang kita butuhkan bukan hanya ilmu umu saja, melainkan butuh ilmu agama. Di zaman sekarang kakek sering melihat anak-anak pergi ke masjid, mereka sholat tapi malah untuk bermain, mereka tak tahu adab-adab dalam sholat. Begitupun ketika kakek mendengar orang membaca al-Qur’an, kebanyakan dari mereka belum paham tentang hukum-hukum bacaannya dan masihbanyak yang salah.” Lanjut kakek.
“Kakek tak ingin itu terjadi pada bdirimu, kakek ingin kamu bisa menjadi cahay bagi orang lain.”
“Maksud kakek?” tanyaku bingung.
“Kakek ingin kamu bisa menjadi orang yang bermaat untuk orang lain. Jika kamu suadh mempunyai ilmu dan cita-cita mu telah tercapai, kamu tidak lupa pada Dzat yang telah mnciptakanmu, yangsetiap saat memberikan rahmat dan kasih saying-Nya tiada henti” jelas kakek sambil menepuk punggungku.


Post a Comment

Previous Post Next Post