Sob, tahukah kalian siapa nama nenek moyang
kalian ? Jika ia, sampai pada urutan keberapakah kalian tahu nama mereka?
Imam Syafi`I, Imam Ghozali, Syaikh Abdul Qodir
al-Jailani, R.A. Kartini dan Sukarnoe
tahukah kalian siapa mereka? Siapakah mereka bagi kalian? Adakah mereka
termasuk keluarga kalian?
Jika kalian tahu tokoh-tokoh yang saya
sebutkan, kenapa kalian tak ingat dengan nenek moyang yang notabanenya adalah keluarga kalian. Tahukah
kalian apa sebabnya? Karena mereka berkarya dan nenek moyang kalian tidak.
Kita tahu tentng imam syafi’I , imam ghozali
dan syaikh abdul Qodir al-Jailani lewat kitabnya. Kita kenal Soekarnoe dan RA.
Kartini lewat perjuangan yang mereka lakukan. Lalu apa yang nenek moyang kita
tinggalkan??
Inilah pentingnya kita mempunyai ilmu dan
berkarya sebagaimana sebuah gubahan syair yang terdapat di dalam kitab Nadlom
Alala.
اَØ®ُوالْعِÙ„ْÙ…ِ ØَÙŠٌّ Ø®َاِلدٌ بَعْدَ Ù…َÙˆْتِÙ‡ِ ÙˆَاَÙˆْصَالُÙ‡ُ تَØْتَ التُّرَابِ رَÙ…ِÙŠْÙ…ُ
“Wong kang duwe ilmu urip sa’wuse mati, dene
adon’ne bosok ing ngisor bumi”
َوذُÙˆْالْجَÙ‡ْÙ„ِ Ù…َÙŠْتٌ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙŠَÙ…ْØ´ِÙŠ عَÙ„َÙŠ الثَّرَÙŠ ÙŠُظَÙ†ُّ Ù…ِÙ†َ الْاَØْÙŠَاءِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَعَدِÙŠْÙ…ُ
“Wong bodo mati hale melaku ing duwur bumi,
dene wong kang nyono urip nanging pada wong mati”
Ini artinya bahwa orang yang mempunyai sebuah
ilmu namanya akan tetaplah harum walaupun jasadnya telah membusuk di tanah.
Sedangkan orang yang bodoh, mereka hidup namun hidupnya tidaklah dikenal dan
berarti apa-apa bagi lingkungannya sehingga nilai dirinya seperti orang
yang sudah meninggal.
Oleh karena itu berkaryalah agar kita tetap
dikenal. Meninggalkan kemanfaatan bagi umat.