Contoh
Makalah Banser - PANDUAN KURSUS BANSER LANJUTAN (SUSBALAN). Hallo sahabat, dalam postingan kali ini saya ingin
berbagi Contoh Makalah Banser yang biasanya digunakan sebagai persyaratan.untuk
pelatihan tingkat lanjut.
Pengalaman admin, ada sahabat yang masih kebingungan dalam membuat
makalah banser. Oleh karena itu dalam postingan kali ini admin akan share
kepada sahabat-sahabat tentang Contoh Makalah Banser yang isinya PANDUAN KURSUS BANSER LANJUTAN
(SUSBALAN).
Semoga bisa menjadi referensi ya.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan mengucap puji
syukur Alhamdulillahirobbil‘alamiin kehadirat Allah SWT bahwa mengacu pada
program Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang panduan Kursus Banser Lanjutan (SUSBALAN).
Makalah ini
diorientasikan pada pemberdayaan pelaksanaan tingkat menengah, disamping berisi
panduan penguatan aqidah Islam yang berhaluan Ahlussunnah waljamaah dan wawasan
kebangsaan juga mendiskripsikan berbagai strategi pemberdayaan organisasi,
sehingga diharapkan menjadi salah satu solusi dalam upaya peningkatan mutu
pengkaderan dilingkungan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sekaligus memberikan
harapan terciptanya efektifitas kinerja organisasi mulai dari Pimpinan Pusat
sampai dengan Ranting.
Mengacu terhadap
kepentingan hal tersebut maka diperlukan perhatian khusus yang serius dari
semua pihak baik pengurus Ansor, Banser maupun anggota untuk ikut serta baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya pencapaian keberhasilannya.
Meski sudah merupakan
upaya maksimal yang dapat kami lakukan, namun kami merasa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saran, pendapat dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.
Akhirnya kami sampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat
Gerakan Pemuda Ansor yang telah memberikan kesempatan, dan kepada semua pihak
terkait yang telah memberikan bantuan sehingga terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya
kepada kita guna menegakkan li’i’laa likalimatillah dalam perjuangan dibawah
panji Ansor. Amin.
Wallahul Muwaffiq Ilaa
Aqwamittoriq.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Banjarnegara, 20
Desember 2018
PENDAHULUAN
Kaderisasi Gerakan
Pemuda Ansor pada hakekatnya merupakan upaya pembelajaran dan pemberdayaan yang
dilakukan secara organisasional mulai jenjang yang paling rendah sampai jenjang
kepemimpinan tertinggi, guna mempersiapkan kader yang mampu meneruskan estafet
perjuangan organisasi Nahdlatul Ulama guna menjawab tantangan perkembangan
kehidupan berbangsa bernegara.
Kaderisasi dilakukan
secara sistematis, terpadu, terukur dan berkelanjutan dalam rangka melakukan
pembinaan dan pengembangan kognitif, efektif dan psikomotorik bagi setiap
individu anggota Gerakan Pemuda Ansor.
Barisan Ansor Serbaguna
(BANSER) sebagai badan semi otonom gerakan pemuda Ansor, memiliki spesifikasi
dan kualifikasi khusus. Pengkaderannya diatur dalam pola, teknis, dan metode
yang mengarah pada terbentuknya kader militan sebagai kader inti Gerakan Pemuda
Ansor yang dilaksanakan secara khusus dan berjenjang.
Kursus Banser Lanjutan
(SUSBALAN) adalah kelanjutan dari pengkaderan sebelumnya, yakni Pendidikan dan
Latihan Dasar (DIKLATSAR).
Dalam SUSBALAN
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pola yang digunakan dalam DIKLATSAR. Hanya
saja dalam SUSBALAN, disamping akan ditanamkan nilai, karakteristik, identitas,
loyalitas, komitmen serta ediologi Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah,
mereka juga akan diajak memasuki wilayah pengkajian dan pemberdayaan organisasi
serta konsep dasar kecakapan hidup.
Dengan pemahaman,
kesadaran dan keyakinan terhadap nilai-nilai dan misi organisasi Gerakan Pemuda
Ansor yang telah ditanamkan dalam DIKLATSAR, maka dalam SUSBALAN setiap kader
ditempa dan didorong untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki budi
pekerti yang luhur, berpengetahuan yang luas, serta berkesadaran tinggi
terhadap prinsip profesionalisme.
SUSBALAN dilaksanakan
guna memenuhi kebutuhan kader penggerak yang mampu mendinamisir dan memperkuat
kehidupan organisasi Gerakan Pemuda Ansor di tingkat Cabang dan Wilayah.
SUSBALAN merupakan
forum pengembangan wawasan dan jiwa profesionalisme melalui pemahaman berbagai
aspek dibidang yang sesuai dengan minat dan bakat peserta. Peserta akan
mendapat pendalaman strategi dan tujuan perjuangan sekaligus motivasi dalam
rangka memasuki dunia professional dalam bidang tertentu; misalnya mampu
memprakasai terbentuknya lembaga- lembaga prolaba (provit) baik di sektor
formal maupun informal maupun lembaga- lembaga nirlaba.
Forum ini digunakan
sebagai sarana untuk memberikan dorongan kepada para kader dalam membangun
kemandirian dan profesionalismenya di dalam masyarakat melalui karya- karya
nyata.
ISI
MAKALAH
A. Garis-garis besar Pokok Materi Pendidikan
Kaderisasi Gerakan
Pemuda Ansor dilakukan secara sistematis, terpadu, terukur dan berkelanjutan
dalam rangka melakukan pembinaan dan pengembangan kognitif, efektif dan
psikomotorik bagi setiap individu anggota Gerakan Pemuda Ansor. Barisan Ansor
Serbaguna (BANSER) sebagai badan semi otonom gerakan pemuda Ansor, memiliki
spesifikasi dan kualifikasi khusus. Pengkaderannya diatur dalam pola, teknis,
dan metode yang mengarah pada terbentuknya kader militan sebagai kader inti
Gerakan Pemuda Ansor yang dilaksanakan secara khusus dan berjenjang.
Kursus Banser Lanjutan
(SUSBALAN) adalah kelanjutan dari pengkaderan sebelumnya, yakni Pendidikan dan
Latihan Dasar (DIKLATSAR).
Dalam SUSBALAN
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pola yang digunakan dalam DIKLATSAR. Hanya
saja dalam SUSBALAN, disamping akan ditanamkan nilai, karakteristik, identitas,
loyalitas, komitmen serta ediologi Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah,
mereka juga akan diajak memasuki wilayah pengkajian dan pemberdayaan organisasi
serta konsep dasar kecakapan hidup. Dengan pemahaman, kesadaran dan keyakinan
terhadap nilai-nilai dan misi organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang telah
ditanamkan dalam DIKLATSAR, maka dalam SUSBALAN setiap kader ditempa dan
didorong untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki budi pekerti yang
luhur, berpengetahuan yang luas, serta berkesadaran tinggi terhadap prinsip
profesionalisme.
B. Tujuan Intruksional Umum Susbalan
Setelah mengikuti
pendidikan ini diharapkan terciptanya kader yang mampu:
Pertama, Memiliki dan
selalu berupaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah
SWT;
Kedua, Mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;
Ketiga, Mengembangkan
potensi kader agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
Keempat, Memperjuangkan
tegaknya nilai-nilai Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan memiliki kesadaran yang kuat
serta berusaha mengawal berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah
wal Jamaah untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan
demi kesejahteraan umat sebagaimana cita-cita Nahdlatul Ulama dan bangsa
Indonesia;
Kelima, terwujudnya
kader yang yang memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam mendukung dan
menyokong tanggung jawab bela Negara;
Keenam, terwujudnya
kader yang yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidang tertentu sesuai
dengan pertimbangan minat dan bakat;
Ketujuh, Tersiapkannya
kader yang dapat bertindak sebagai penggerak roda organisasi ditingkat Cabang
dan Wilayah, sehingga efektifitas kinerja organisasi Gerakan Pemuda Ansor
benar-benar dapat berjalan maksimal.
Tujuan Instruksional
Khusus Susbalan
Setelah mengikuti
Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) ini diharapkan dapat:
Pertama, menjadi
manusia-manusia yang unggul, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
berkepribadian luhur, berahlaq mulia, mau berkurban demi kepentingan umat dan
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Gerakan Pemuda Ansor serta memahami
atas keberadaan dirinya sebagai pemegang estafet kepemimpinan Organisasi
Nahdlatul Ulama yang berkewajiban memperjuangkannya;
Kedua, menjadi kader
tangguh yang berkepribadian, memiliki ketrampilan khusus dalam berinteraksi
dengan berbagai macam elemen bangsa yang mampu diterjunkan diberbagai medan
perjuangan dalam menegakkan lii I’laa’I likalimaatillah ditengah kehidupan
berbangsa dan bernegara;
Ketiga, membangun
jaringan komunikasi efektif dengan berbagai pihak dalam mengembangkan potensi
diri dan organisasi, sehingga mampu bertindak sebagai pemimpin yang berbasis
pada kekuatan masa guna menjawab tantangan berkehidupan berbangsa dan bernegara
guna mendukung perwujudan visi dan misi organisasi;
Keempat, memiliki
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai perangkat analis dalam
mensikapi kebijakan Negara yang menyangkut kepentingan publik;
Kelima, memiliki
kesadaran yang tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya dengan mengambil peran
yang lebih luas melalui pengembangan profesi yang berasal dari minat dan bakat
menjadi keahlian;
Keenam, memiliki
paradigma terlatih, terampil dan berdaya guna dalam dunia kerja professional
dan memiliki kesadaran bahwa keterlibatannya di dalam organisasi Gerakan Pemuda
Ansor mampu menjadi motivator perubahan (motivator of change) bagi masyarakat
sekitarnya; dan
Ketujuh, menyiapkan
peserta agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi,
beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam
bidang keahlian sesuai dengan potensi lingkungannya.
C. Pola Pendidikan
Berbeda dengan
DIKLATSAR, guna mengembangkan eksistensi individu yang lebih bermakna dan lebih
mengarah kepada kepoloporan dan kepemimpinan maka pola yang diambil dalam
pendidikan SUSBALAN mempergunakan pola system ganda, antara pola partisipatoris
dan Instruktif.
Pola Instruktif diterapkan
dalam sesi pendalaman materi dasar Kebanseran, sedangkan pola partisipatoris
diterapkan pada materi-materi pemahaman dan wawasan.
Pola Partisipatoris
memberikan kebebasan dalam menggagas dan mengembangkan nilai yang berasal dari
akar, melalui penggalian yang bersumber dari ide/gagasan kader, menjadi
parameter dalam menunjukkan dinamika positif nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Penggalian ide/gagasan
dilakukan dengan cara melakukan inventarisasi kondisi obyektif yang bersumber
dari pengalaman hidup (life curriculum) peserta didik.
Aspek positif yang akan
dicapai dari pola partisipatif ini akan menumbuhkan iklim demokratis dengan
nuansa logis-dialektik, karena peserta dipandang sebagai subyek bukan sekadar
sebagai obyek baik dalam gagasan maupun praktinya.
Agar tercipta
dinamisasi maksimal pada penyampaian gagasan/ide dalam proses pembelajaran maka
fasilitator harus benar-benar memahami tujuan pembelajaran terhadap
masing-masing pokok materi, sehingga tidak sampai keluar dari arah tujuan
sasaran target yang akan dicapai.
Sedangkan materi
instruktif penyampaiannya dikhususkan pada bentuk materi baku yang merujuk pada
produk aturan atau ketentuan yang diterbitkan oleh lembaga/institusi kompeten.
D. Metodologi, Proses dan Model Pendidikan
Metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran meliputi:
a. Ceramah
Penyajian pokok bahasan
secara lisan yang materinya telah dipersiapkan oleh pakar/nara sumber.
b. Diskusi
Diskusi adalah
pertukaran pengetahuan, gagasan dan pendapat mengenai sesuatu pokok bahasan
tertentu yang dilakukan dalam sebuah forum secara bebas diantara peserta dan
fasilitator untuk menemukan sebuah jawaban /solusi.
c. Tanya Jawab
Pengutaraan pokok-pokok
pikiran oleh audien atau peserta yang memerlukan penjelasan/penjabaran dari
nara sumber/pakar.
d. Curah Pendapat
Suatu teknik untuk
merangsang tumbuhnya pemikiran-pemikiran baru yang dilaksanakan sebuah forum
yang dipimpin oleh fasilitator.
Curah pendapat
merupakan bagian dari metode dialog/tanya jawab yang digali dari kedalaman
analisis dan hal-hal yang melatarbelakangi pendapat seseorang.
Curah pendapat dapat
dilakukan dengan lisan maupun tulisan sebagai wahana pencurahan sebuah gagasan.
e. Dinamika
Kelompok
Suatu teknik untuk
menumbuhkan kepekaan dikalangan peserta dengan cara saling menanggapi antara
kelompok dan perilaku anggota kelompok
f. Role Playing dan
Game
Suatu bentuk pemeranan
dari anggota kelompok yang mengacu kepada materi yang disajikan yang
berdasarkan dari sekenario yang telah disiapkan. Skenario ini dapat dilakukan
atas tawaran dari fasilitator maupun usulan dari peserta.
Game atau permainan
adalah suatu teknik untuk merangsang gagasan atau pendapat peserta melalui
kegiatan bermain. Teknik ini juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana belajar
yang dapat dari pengalaman kehidupan se-harihari.
g. Simulasi
Adalah teknik untuk
menerangkan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa peserta untuk mencapai
suatu tujuan tertentu sesuai dengan materi yang ada yang dilihat se olah-olah
peristiwa yang diperagakan benar-benar terjadi
h. Penugasan
Meminta kepada peserta untuk
melaksakanan suati tugas dan menurut caracara tertentu. Pada penugasan ini
fasilitator memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta untuk menunjukkan
inisiatif dan gagasan-gagasan konstruktifnya.
i. Demonstrasi
Suatu penyajian materi
dengan mempertunjukkan bagaimana cara mengerjakan suatu tugas dan diikuti
dengan diskusi.
j. Praktik Lapangan
Suatu penyajian materi
dengan memperagakan/melakukan/mengerjakan aktifitas dari teori mengerjakan
suatu tugas dan diikuti dengan pelaksanaan .
E. Alat, Bahan Pendidikan
1.
Peralatan
Pendidikan meliputi:
a. LCD
Proyektor
b. OHP
c. Peraga
Game
d. Sound
System
e. Megafon
f. Peluit
g. Alat
Bantu/peraga sesuai dengan kebutuhan Nara Sumber.
2.
Bahan Pendidikan
meliputi:
a.
Kertas Plano
b.
Spidol
c.
Kertas HVS
d.
Kertas CD
PENUTUP
Banser
adalah organisasi semi otonom Nahdlatul Ulama dibawah Gerakan Pemuda Ansor,
kader inti Gerakan Pemuda Ansor. Kader inti sebagai penggerak, pengemban dan
pengaman program-program Gerakan Pemuda Ansor.
Sebagai
kader inti sudah barang tentu tugas Banser merupakan tugas yang penting baik
dalam tugasnya sebagai Kaderisasi, Dinamisator, Stabilisator dan Katalisator
yang tugas itu bukanlah tugas yang mudah dan ringan.
Tetapi
apabila dalam melaksanakan tugas tersebut dilaksanakan dengan hati yang ikhlas
serta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, maka tidak ada yang sulit
bagi kita sebagai kader muda NU.
Uraian
diatas sudah mengajarkan dan memberikan pandangan kepada kita bagaimana
melaksanakan suatu kegiatan pengkaderan yang runtut dan sesuai dengan Peraturan
Organisasi yang telah ditetapkan.
Mari
bersama-sama kita laksanakan fungsi-fungsi Banser untuk menegakkan NKRI,
Ahlussunah Wal Jam’ah An-Nahdliyyah serta Nahdlatul Ulama di Negri tercinta
ini, Indonesia.
Bravo
Banser Indonesia.
Tags
IPNU