Ada sebuah
hadits menjelaskan bahwa “Apabila bulan puasa tiba, maka terbuka pintu-pintu
surge, tertutup pintu-pintu neraka, dan setan-setan terbelenggu”.
Hadits di
atas dapat dipahami dengan dua pengertian, yaitu secara majasi dan secara
hakiki. Dalam pengertian majasi, hadits tersebut mengandung makna bahwa bulan
puasa adalah bulan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah.
Di bulan
tersebut Allah mengobral ganjaran dan membuka pintu ampunan-Nya. Sehingga dengan
sedikit amal manusia memperoleh banyak ganjaran yang mengantarkan kesurga, oleh
karena itu surge dalam bulan itu bagaikan selalu terbuka. Neraka, karena banyaknya
ampunan-Nya bagaikan tertutup dan setan-setan karena kesadaran manusia begitu
tinggi bagaiakn terbelenggu.
Secara hakiki,
hadits tersebut dapat dipahami bahwa kedurhakaan muncul karena godaan setan dan
rayuan nafsu.
Dalam bulan
tersebut walaupun setan dibelenggu, tapi ada manusia yang nafsunya tak
terkendali. Merekalah yang melakukan kedurhakaan.
Dalam kaitannya
dengan godaan setan dan rayuan nafsu, para ulama berpendat bahwa kedua hal
tersebut berbeda. Setan menggoda manusia dengan tujuan merugikan atau
setidaknnya tidak beruntung, sehingga mereka jika godaan pertama tak berhasil
ia pun akan menggunakan cara kedua dan seterusnya. Sedangkan rayuan nafsu, ia
hanya ingin memuaskan dirinya, sehingga bila keinginannya belum tercapai maka
ia akan mendesak hingga keinginannya tersebut tercapai.
Sumber:
M. Quraish shihab dalam Koran Rhamadn edisi Jum`at, 7 November 2003
Tags
Artikel