Filosofi Catur |
Salah satu hiburan yang ada di
Indonesia yang cukup familier di kalangan adalah permainan catur. Dan ketika
kita berbicara tentang catur, mungkin akan langsung terbayang dalam benak kita
mengenai pion, benteng, menteri, kuda, ster dan raja. Tak ketinggalan pula
dengan hukum sehak yang mana raja dalam permainan tersebut terancam untuk
dimakan atau dibunuh.
Okey .... mungkin itu sedikit
gambaran tentang catur. Namun, dalam tulisan ini bukan itu yang akan kami
tekankan, akan tetapi ilmu atau pelajaran apa yang dapat kita ambil dalam
permainan catur itu. Dalam catur ada pelajarannya? Ah masa iya sie! Pelajaran
apa yang ada di dalam permainan catur?
Ketelitian, mungkin itu salah
satunya. Kenapa? Pasalnya di dalam permainan catur saat kita tidak kosentrasi
dan tergesa-gesa akan berakibat fatal. Salah satu jalan saja akan membuat kita
tak berdaya menghadapi lawan.
Kemudian menentukan strategi
sebelum melangkah. Di dalam permainan catur kita harus jeli dan tahu kemana
kita akan melangkah, dan kira-kira apa yang akan terjadi jika melangkah seperti
ini dan seperti itu. Dalam permainan catur inilah kita belajar untuk menentukan
tujuan kemana dan apa yang aka kita lakukan demi terperolehnya sebuah
kemenangan.
Selain itu di dalam permainan
catur kita diajarkan tentang betapa pentingnya regenerasi ketika
pembesar-pembesar telah tiada. Misal ketika benteng atau ster telah tiada, pion
yang dalam hal ini sebagai lakon paling rendah maju selangkah demi selangkah
yang pada puncaknya akan bisa mengembalikan ster atau benteg yang telah tiada. Begitupun
dengan kehidupan. Mereka yang saat ini masih kecil adalah calon pemimpin dan
penerus genarasi yang telah tua renta. Dan untuk bisa menjadi yang diharapkan
perlu pengawalan dan dukungan dari pihak lain.
Demikianlah i’tibar, pelajaran
atau hikmah yang dapat kita ambil dari filosofi permainan catur. Semoga
bermanfaat.
Jum’at, 2 Agustus 2013 Pukul 2:26
WIB
Tags
Renungan