ISLAM KEJAWEN

Oleh : Winda Ari Rahmawati

Islam di Jawa yang disebutkan datang dari beberapa negara seperti Persia,India,dan Arab mempunyai banyak sejarah. Banyak pada buku-buku sejarah menyatakan bahwa salah satu datangnya Islam di Jawa adalah lewat jalur perdagangan. Contohnya perdagangan rempah-rempah Jawa India, khususnya di India adalah datang dari Kerala yang berada di pantai Malabar bagian barat-daya India,sangat diperhitungkan dalam perdagangan rempah-rempah sejak zaman kerajaan Romawi. Kerala merupakan sumber utama lada,tempat penyaluran yang penting dalam hubungan dagang Arab dengan India, Asia Tenggara, dan Cina dan kerap kali  menjadi tempat pendaratan awal di India bagi orang-orang Arab Selatan.
            Sumber utama sejarah Muslim Kerala awal adalah catatan-catatan petualang Arab abad ke_15, Ibnu Batutah. Kebanyakan pedagang muslim di Kerala berasa dari Arab dan kawasan Teluk Persia, mereka menganut madzhab syafi’i. Kekuatan hubungan dagang ini menunjukan Kerala salah satu sumber islamisasi Jawa yang sebelumnya banyak agama lain seperti Hindu, dan Budha.
             Di Jawa, penafsiran Islam sebagai suatu tradisi dan sistem sosial berkisar pada empat prinsip dasar yang disebut di bagian I : keesaan Allah (tauhid), pembedaan sufi antara makna lahir dan batin, pandangan Al-Qur’an dan sufi bahwa hubungan antara kemanusiaan dan ketuhanan bisa dipahami sebagai hubungan antara hamba (kawula) dan Tuhan (gusti), dan esamaan mikrokosmos dan makrokosmos yang sama-sama digunakan oleh tradisi Sufi dan hindu-jawa.
           
Tauhid.
          Tauhid berarti “keesaan Allah”. Dalam pengertian  dasarnnya tauhid adalah monoteisme,sebagai lawan dari politeisme Arab pra-Islam.  Ulama jawa mengaitkan konsep tauhid dengan kesalehan yang berpusat pada syariat. Tujuan mistisisme Jawa selalu bersatu dengan Tuhan yang Mahakuasa dan Mahahadir di mana-mana.
            Allah adalah cermin tempat  manusia bisa merenung ,sementara manusia adalah cermin bagi Allah untuk merenungkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
            Kejawen dalam buku Rahnip M,. “aliran kebatinan dan kepercayaan dalam sorotan” menjelaskan “kebatinan adalah hasil pikir dan angan-angan manusia menimbulkan suatu aliran kepecayaan dalam dada penganutnya dengan membawakann ritus tertentu,bertujuan untuk mengetahui hal-hal ghaib,bahkan untuk mencapai persekutuan dengan sesuatu yang mereka anggap Tuhan secara perenungan batin,sehingga demikian menurut anggapan mereka dapat mecapai budi luhur untuk kesempurnaan hidup kini dan akan datang sesuai dengan konsepsi sendiri.”
            Dari pengertian diatas didapat beberapa istilah kunci dari ajaran kebatinan yaitu: (i) Merupakan hasil pikir dan angan-angan manusia, (ii) Memiliki cara beribadat (ritual) tertentu, (iii) Yang dituju adalah pengetahuan ghaib dan terkadang juga malah bertujuan menyatukan diri dengan Tuhan, (iv) Hasil akhir adalah kesempurnaan hidup dengan konsepsi sendiri.
            Komunitas Islam Jawa yang menekankan pentingnya kesalehan normatif (sholat lima waktu, puasa ramadhan, berhaji ke Makkah, dan lain-lain) dan mempelajari teks-teks keagamaan berbahasa Arab.
            Dari banyak unsur tradisi Hindu-Jawa yang tetap bertahan,dua diantaranya perlu dibicarakan : teori kesaktian dan praktik yang dihubungkan dengan tapa, dan tradisi wayang. Di setiap kasus akan dikemukakan bahwa perlakuan kejawen terhadap masalah syirik tidaklah prinsip-prinsip dasar islam.
            Syirik merupakan lawan tauhid. Dalam Al-Qur’an ,syirik secara umum menunjuk pada politeisme dan menyembahan berhal secara khusus. Dalam pengertian paling umum,syirik merupakan dosa karena menyekutukan wujud atau kekuatan yang lain dengan Allah. Bagaimanapun juga,syirik merupakan satu di antara dosa yang paling terburuk, yang hanya ssedikit  kesempatan untuk  pengampunan.
            Sementara posisi kejawen yang paling umum adalah bahwa pernyataan apapun yang bukan merupakan suatu celaan terbuka terhadap islam bukanlah syirik.
         
Wayang Jawa
            Tradisi wayang adalah salah satu kompomen kebudayaan Jawa yang paling kompleks dan canggih. Kebanyakan muslim kejawen menganggap wayang bisa mewujudkan hakikat kebenaran filosofis dan etika. Para mistikus kejawen sering menjelaskan bahwa dunia bisa dipahami laksana pertunjukan wayang. Allah adalah dallang sedangkan ciptaan-Nya tak lebih dari sejumlah boneka wayang di layar.  
            Islam Jawa bukanlah penyimpangan dari islam, melainkan merupakan varian Islam, sebagaimana juga ditemukan Islam India, Islam Syiria, dan Islam Maroko.

Sumber :          - Woodward,Mark R. 1999. Kesalehan Normatif versus Kebatinan

Post a Comment

Previous Post Next Post