Akibat Dengki. Akibat
dari sifat dengki adalah terhapusnya amal yang kita lakukan laiknya kaya yang
terbakar oleh api. Dengki sendiri mempunyai arti tidak suka atas keburuntungan
orang lain. Sedangkan menurut KBBI, pengertian dari dengki adalah menaruh
perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada
keberuntungan orang lain.
Nah,
di bawah ini ada kisah yang menerangkan akibat dengki. Simak baik-baik ya.
Semoga setelah membacanya kita bisa terhindar dari sifat dengki yang akibat
dengki tersebut akan kembali ke diri kita masing-masing. Selamat membaca.
***
Ada seorang
lelaki yang setiap hari mengunjungi raja. Setelah bertemu raja, ia selalu
berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang
berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."
Ada seseorang
yang dengki melihat keakraban lelaki itu dengan raja. "Lelaki itu memiliki
kedudukan yang dekat dengan raja, setiap hari ia bertemu raja," pikir si
pendengki dengan perasaan kurang senang. Si pendengki kemudian menemui raja dan
berkata, "Lelaki yang setiap hari menemuimu, jika keluar dari sini selalu
berbicara buruk tentang kamu. Ia juga berkata bahwa bau mulutmu busuk."
Raja terdiam.
Sekeluarnya
dari kerajaan, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui oleh lelaki
yang akrab dengan raja. Ketika si lelaki itu lewat dalam perjalanannya menemui
raja. Ia menghadangnya, "Kemarilah, singgahlah ke rumahku."
Setelah
temannya singgah ke rumahnya, si pendengki menawarkan bawang merah dan putih,
dan memaksanya agar ia memakannya. Karena dipaksa, ia akhirnya mau juga
memakannya untuk melegakan hati orang itu. Bau bawang merah dan putih itu tentu
tidak mudah hilang.
Selesai
berkunjung ke tempat si pendengki, lelaki itu sebagaimana biasa mengunjungi
raja. Sewaktu berjabatan tangan dengan raja, ia menutup mulutnya agar raja
tidak mencium bau mulutnya.
"Rupanya
benar perkataan orang itu, ia benar-benar menganggap mulutku bau," pikir
raja. Sang raja kemudian memikirkan suatu rencana jahat.
Lelaki
itu kemudian duduk dan berkata sebagaimana biasa, "Orang yang berbuat baik
akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu
sebagai balasannya."
Setelah
merasa waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian pamit kepada raja. Raja
berkata, "Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada
fulan." Surat itu berisi, "Jika sampai kepadamu
pembawa surat ini, maka sembelih dan kulitilah dia, kemudian isilah
tubuhnya dengan jerami."
Lelaki
tadi keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia dihadang oleh si
pendengki.
"Apa
yang kamu bawa?" tanyanya.
"Surat raja
untuk fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri.
Biasanya beliau tidak pernah menulis surat sendiri, kecuali dalam
urusan pembagian hadiah.".
"Berikanlah surat itu
kepadaku, aku ini sedang butuh uang," pintanya. Ia kemudian menceritakan
kesulitan hidupnya. Karena kasihan, surat itu kemudian ia serahkan
kepada si pendengki.
Si
Pendengki menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia
menyerahkan surat itu kepada teman raja.
"Masuklah
ke sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja.
"Yang
dimaksud bukan aku, coba tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya
ketakutan.
"Perintah
raja tak bisa ditunda," kata teman raja.
Ia
lalu membunuh, menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami.
Keesokan
harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang
berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup
keburukan itu sebagai balasannya." Raja heran melihatnya masih hidup.
Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki.
"Tidak
ada sesuatu yang terjadi antara aku dengannya, hanya saja kemarin ia
mengundangku kerumahnya dan memaksaku makan bawang merah dan putih. Waktu aku
menemuimu kututup mulutku agar kamu tidak mencium bau tidak sedap dari mulutku.
Sekeluarnya dari sini, ia menemuiku dan menanyakan titipanmu," lelaki itu
kemudian menceritakan semua yang terjadi.
Mendengar
jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang itu ternyata dengki kepada
sahabatnya. "Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat
balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai
balasannya."
Kedengkian
di hati orang itu telah membunuh dirinya sendiri. Dengki itu merusak amal
Dengki memakan kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar. (HR Ibnu Majah)
Kedengkian seseorang hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri.
Habib
Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul Asyraf,
Kisah dan Hikmah
Cerita di atas menggambarkan
tentang kedengkian. Bahwa akibat dari dengki akan merusak amal. Dengki akan memakan
kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar. (HR Ibnu Majah) Kedengkian
seseorang hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri.