Nama Lengkap: Abu Ali al-Husain ibn Abdallah ibn Sina
Lahir: 22 Agustus 980 M di Afshona, dekat Bukhara (sekarang Uzbekistan)
Wafat: Juni 1037 M di Hamadan, Persia (sekarang Iran)
Masa Kecil dan Pendidikan
Ibnu Sina, yang dikenal di dunia Barat sebagai Avicenna, lahir dalam keluarga yang bermazhab Ismailiyah. Ayahnya, Abdullah, adalah seorang gubernur di Bukhara, dan ibunya, Setareh, berasal dari desa setempat1. Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Ia mulai belajar Al-Qur’an dan sastra pada usia dini dan kemudian melanjutkan studi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, matematika, dan kedokteran.
Pada usia 10 tahun, Ibnu Sina sudah menghafal Al-Qur’an dan banyak karya sastra Arab. Ia kemudian belajar di bawah bimbingan beberapa guru terkenal pada masanya, termasuk Abu Abdullah Natili, yang mengajarinya logika dan filsafat2. Kecerdasannya yang luar biasa membuatnya cepat menguasai berbagai disiplin ilmu.
Karier dan Karya
Pada usia 18 tahun, Ibnu Sina sudah menguasai banyak ilmu dan mulai bekerja sebagai dokter. Ia menjadi terkenal setelah berhasil menyembuhkan Raja Bukhara, Nuh bin Mansur, yang memberinya akses ke perpustakaan kerajaan yang luas2. Di sana, ia mempelajari berbagai buku yang memperkaya pengetahuannya.
Ibnu Sina menulis sekitar 450 karya, tetapi hanya 240 yang bertahan hingga hari ini. Karya-karyanya mencakup berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, dan sains. Dua karya utamanya adalah “Kitab al-Shifa” (Buku Penyembuhan) dan “Al-Qanun fi al-Tibb” (Kanon Kedokteran). “Al-Qanun fi al-Tibb” menjadi buku rujukan utama di bidang kedokteran selama berabad-abad dan digunakan di universitas-universitas di Eropa hingga abad ke-1723.
Kitab al-Shifa adalah ensiklopedia besar yang mencakup berbagai disiplin ilmu seperti logika, ilmu alam, psikologi, geometri, astronomi, aritmetika, dan musik. Sementara itu, Al-Qanun fi al-Tibb adalah karya monumental yang merangkum pengetahuan kedokteran pada masanya dan menjadi standar dalam pendidikan kedokteran di Timur Tengah dan Eropa.
Pengaruh dan Warisan
Ibnu Sina dianggap sebagai “Bapak Kedokteran Modern” karena kontribusinya yang besar dalam bidang kedokteran. Karyanya memengaruhi banyak ilmuwan dan dokter di dunia Islam dan Barat. Ia juga dikenal sebagai filsuf yang menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan ajaran Islam, yang memengaruhi pemikiran filsafat di dunia Islam dan Eropa.
Selain kedokteran, Ibnu Sina juga memberikan kontribusi besar dalam bidang filsafat. Ia mengembangkan teori metafisika yang menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan ajaran Islam. Karyanya dalam filsafat, terutama dalam Kitab al-Shifa, memengaruhi banyak filsuf Muslim dan Eropa, termasuk Thomas Aquinas dan Albertus Magnus3.
Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang polymath, yang berarti ia menguasai banyak bidang ilmu pengetahuan. Selain kedokteran dan filsafat, ia juga menulis tentang matematika, astronomi, kimia, geologi, psikologi, teologi, logika, dan musik. Kecerdasannya yang luar biasa dan kemampuannya untuk menguasai berbagai disiplin ilmu membuatnya menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Kehidupan Pribadi dan Akhir Hayat
Ibnu Sina menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan petualangan. Setelah kematian ayahnya, ia pindah ke Gorgan, dekat Laut Kaspia, di mana ia menulis beberapa karyanya yang paling terkenal. Ia kemudian pindah ke Ray dan Hamadan, di mana ia menjadi menteri di bawah pemerintahan Shams al-Dawla1.
Namun, kehidupan politik yang penuh intrik dan konflik membuatnya harus berpindah-pindah tempat. Ia pernah dipenjara karena terlibat dalam konflik politik, tetapi tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter dan penulis. Ibnu Sina meninggal pada Juni 1037 di Hamadan, Persia, tetapi warisannya terus hidup melalui karya-karyanya yang masih dipelajari dan dihargai hingga hari ini12.
Kesimpulan
Ibnu Sina adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan dan kedokteran. Karyanya dalam bidang kedokteran, filsafat, dan sains telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan Barat. Ia dikenal sebagai “Bapak Kedokteran Modern” dan karyanya, terutama “Al-Qanun fi al-Tibb”, menjadi standar dalam pendidikan kedokteran selama berabad-abad.
Kecerdasannya yang luar biasa dan kemampuannya untuk menguasai berbagai disiplin ilmu membuatnya menjadi salah satu polymath terbesar dalam sejarah. Warisannya terus hidup melalui karya-karyanya yang masih dipelajari dan dihargai hingga hari ini. Ibnu Sina adalah contoh nyata dari bagaimana ilmu pengetahuan dan pengetahuan dapat melampaui batas-batas geografis dan budaya, memberikan kontribusi besar bagi kemajuan umat manusia.
1: Wikipedia 2: Biografiku 3: Kompas
Apakah ada aspek lain dari kehidupan Ibnu Sina yang ingin Anda ketahui lebih lanjut? 😊