Malam ini saat tangan ku sedang
asyik dengan keyboard mengetik sebuah tulisan yang entah apa isinya, datang seorang
teman memberitahu diriku perihal seorang anak yang masuk ke pondok dan sedang
berada di tempat jemuran.
“Kang kae nang pemean ana bocah seng
nguyaki alfin, cah pagedongan. Kon lunga bae wong alfin ra nang pondok terus
siki wes wengi,” temanku bicara dari arah pintu mendekatiku.
Seketika itu, pikiranku tak karuan berpikir ini
dan itu dan hampir saja emosiku meledak. “Sampean si sapa?” tanyaku saat berada
di tempat jemuran sambil memegang pundak anak dari pagedongan tersebut. “Ku kancane
alfin, kon nguyak wong alfin wes rong dine ra bali-bali. Mae ngasi
nangis-nangis”, jawabnya.
Mendengar jawaban itu aku berpikir
tentang betapa pentingnya sebuah tabayun. Meneliti sebuah
permasalah terlebih dahulu sebelum menyimpulkan bahwa orang lain itu bersalah. Caranya adalah dengan membuktikan bahwa kabar
yang diberikan kepada kita adalah sebuah kebenaran, karena terkadang kabar yang
datangnya dari orang lain tanpa kita tahu permasalahnnya akan menjadiakn kita berpikir negative. Oleh karenanya
sebelum menentukan bahwa ini benar dan ini salah maka teliti dan selidikilah
masalah tersebut.
Tags
Opini