Selasa, 22 Januari 2013 kami anak
FITK-PAI 1C untuk ke-3 kalinya melakukan pengajian kelas. Kali ini ditempatnya
Ida, tepatnya di di desa Jawar, Mojo Tengah, Wonosobo.
Pengajian kali ini yang mengisi adalah
Ustadz Burhanudin Yusuf, yaitu ustadz yang mengajar di pondoknya Abda`u. Beliau
mengagumi kegiatan yang kami lakukan dengan prinsip bahwa seseorang itu perlu
keseimbangan antara ilmu umum dan agama (sekolah dan mengaji). Karena sekolah
menghdupkan atau memberi makan otak sedangkan mengaji menghidupkan hati. Banyaknya
kasus korupsi yang telah marak di negara
kita adalah karena mereka hanya berbekal ilmu umum saja, tanpa dibekali ilmu
agama sehingga yang mereka bicrakan bukan bagaimana keadaan umat tapi adakah
proyek baru untuk digarap.
Tema yang disampaikan adalah tentang pola
hidup sehat. Beliau menyampaikan pentingnya kesehatan karena didalam badan yang
sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dengan bahasa ilmiah (mudah dipahami
atau dicerna *Mengutip perkataan Bapak Muhotob Hamzah) ia menyampaikan pesan-pesannya
kepada kami. Diantara pesan-pesan yang ia sampaikan adalah :
1.
Pola
keluaraga
Didalam keluargalah seorang anak pertama
kali mendapat pendidikan, dan mau jadi apa seorang anak itu tergantung
bagaimana orang tuanya mendidiknya. Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap bagaiman anak-anak menjalani kehidupannya sebagi orang dewasa.
Tak hanya itu keluarga merupakan elemen penting bagi pengembangan watak dan
moral anak-anak mereka.[1]
Sebagaimana sebuah hadits mengatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci), dan orang tuanyalah yang akan menjadikan ia menjadi majusi
ataupun nasrani.
Sejalan dengan teori John Locke bahwa
manusia dilahirkan ke dunia bagaikan kertas putih, dan mau jadi apa nantinya
tergantung kita mau melukisnya seperti apa. Teori ini memandang bahwa
keberhasialn seseorang ditentukan oleh pengalaman atau pendidikan yang
diperolehnya, bukan dari kemampuan dasar yang merupakanpembawaan lahir. Atau
dengan kata lain teeori ini tidak mengakui adanya pembawaan lahir atau bakat
yang dimiliki oleh seorang anak.
2.
Pola
pergaulan
Lingkungan yang tak kalah pentingnya
dalam membentuk kepribadian seorang anak adalah lingkungan pergaulan. Di
lingkungan pergaulanlah seorang anak membentuk kepribadiannya dengan teman
sebayanya.
3.
Kepandaian
bukanlah segala-galanya tapi sungguh-sungguhlah yang akan menjadikan kita
sukses dikemudian hari. Ia menceritakan tentang sahabat karibnya waktu dulu
masih sekolah diantaranya adalah Pak Ali Mu`tafi, Pzk Zuhdi, Pak Arifin yang
kini mereka menjadi dosen di UNSIQ. Ia mengatakan bahwa keberhasilan mereka
diperoleh kareana berkat kesungguhannya ketika dulu masih sekolah.
4.
Sedikit
menyinggung tentang bid`ah
Suatu ketika ia ditanya tentang apa
agamanya. Ia menjawab islam. Belum puas dengan jawaban itu, ia ingin yang lebih
spesifik. Ia menjawab ahlussunnah wal jam`ah. Tahu bahwa ia beraliran
ahlussunnah waljama`ah ia mengatakan bahwa ia adalah mantan ahlussunnah wal
jam`ah. Kenapa mantan, karena menurut dia bahwa amalan-amalan yang sering
dilakukan itu merupakan bid`ah sehingga iapun keluar. Lebih parah lagi ia
mengatakan bahwa aliran yang dulunya ia ikuti itu orangnya bodoh-bodoh. Dengan
pertimbangan bahwa yang menjadi rujukan itu bukan al-qur`an dan hadits shohih.
5.
Sekolah favorit adalah sekolah untuk orang
pandai dan berduit.
Sekolah bertaraf internasioanl adalah
sekolah bertarif internasional.
Kenapa ? Karena orang yang bisa sekolah
di sana hanyalah orang yang mempunyai banyak uang atau kalau tidak keharusan
untuk membayar biaya awal masuk dengan
jumlah yang tidak sedikit bagi mereka keluarga yang penghasilannya pas-pasan.
Itulah fenomena pendidikan di negara
kita. Belum adanya pemerataan dalam bidang pendidikan atau dengan kata lain
diskriminasi pendidkikan. Sebuah budaya warisan Belanda yang mana dulu sekolah
itu khusus untuk orang Belanda dan anak keturunan darah biru. Mereka yang dari
keluarga biasa-biasa saja tak mempunyai kesempatan mengeyam bangku pendidikan.
6.
Pentingnya menjaga akhlak
Pengalaman menjadi guru BP di
sekolah-sekolah menjadikan ia tahu bahwa banyak anak SMA sekarang sudah tidak
perawan lagi. Sehingga menjaga akhlak agar tidak terjebak di lembah kemaksiatan
adalah suatu keharusan, yang salah satunya dengan menghindari berdua-duaan
dengan lawan jenis. Karena dari situlah hal-hal negatif akan muncul yang
berujung pada seks bebas.
Itulah beberapa pesan yang kutangkap
dalam pengajian yang ke-3 ini. Pesan yang sangat penting bagi kita untuk menyeimbangkan
antara ilmu umum dan agama sehingga tercipata hidup yang sehat baik sehat
jasmani maupun rohani.
[1] Spencer jonhson dan Constantce Jonhson, One Minute Teacher Guru Satu Menit (Jakarta; Erlangga : 2005) hal
90