Oleh: Khoirul Rizal
Sahabat kehidupanku setelah kemarin udah beberapa materi yang saya posting,
kali ini saya ingin posting materi seputar syi’ah. Dan tentunya karena ini
dilakukan oleh mahasiswa semester awal dan masih proses belajar, pastinya jika
terdapat kesalahan adalah hal yang wajar dan harap maklum. Oleh karena itu,
kami menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik membangaun dari yang telah
mamahami secara mendalam tentang syi’ah.
Selamat membaca semoaga bermanfaat.
A.
Sejarah Syi’ah
Revolusi Iran telah
menyilaukan banyak kaum muslimin di dunia. Sebab banyak generasi Islam
yang tidak memahami inti dan tujuan dari revolusi ini. Agama Syi’ah adalah
satu-satunya agama di dunia yang mewajibkan pengikutnya agar merahasiakan
keyakinan mereka, mengikuti para Imam Syi’ah, dan menasehatkan agar inti ajaran
ini disembunyikan.
Telah
banyak diantara kita yang tertipu, ketika melihat mereka shalat, mengucapkan
dua kalimat syahadat, melawan Amerika, dan lain-lain. Tanpa pernah meneliti
sumber-sumber ajaran mereka. Disaat kaum muslimin memberikan simpati kepada
Syi’ah ini. Di negeri mereka (Iran dan Irak) para ulama mereka menfatwakan
kewajiban untuk membunuh kaum muslimin ahlus sunnah.
Disaat kaum
muslimin mendemo Amerika untuk mendukung Iran, wanita Muslimah di Irak mereka
bunuh di tengah perkampungan, dan mesjid kaum sunni mereka robohkan.
Inikah balasan dari simpati yang kita berikan, kaum seperti inikah yang akan
kita jadikan saudara? Dan agama seperti inikah yang akan kita bela? Seperti
apakah agama ini sebenarnya? Insya Allah kami akan membagi tulisan ini dalam
dua kali terbit.
Yang pertama
adalah sejarah awal berdirinya agama Syi’ah dan yang kedua adalah
prinsip-prinsip dasar yang membedakan antara ahlisunnah dan Syi’ah.
Semenjak
hari pertama Rasulullah berdakwah kepada Allah, kaum musyrikin menentang agama
Islam memfitnah dan membunuh para pengikutnya. Permusuhan ini telah berlangsung
dan akan berlangsung sepanjang sejarah, sampai hari kiamat.
Syi’ah sebagai
pengikut Ali bin Abi Thalib a.s. (imam pertama kaum Syi’ah) sudah muncul sejak
Rasulullah SAWW masih hidup. Hal ini dapat dibuktikan dengan realita-realita
berikut ini:
Pertama,
ketika Rasulullah SAWW mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengajak keluarga
terdekatnya masuk Islam, ia berkata kepada mereka: “Barang siapa di antara
kalian yang siap untuk mengikutiku, maka ia akan menjadi pengganti dan washiku
setelah aku meninggal dunia”. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang
bersedia untuk mengikutinya kecuali Ali a.s. Sangat tidak masuk akal jika
seorang pemimpin pergerakan --di hari pertama ia memulai
langkah-langkahnya--memperkenalkan penggantinya setelah ia wafat kepada orang
lain dan tidak memperkenalkanya kepada para pengikutnya yang setia. Atau ia
mengangkat seseorang untuk menjadi penggantinya, akan tetapi, di sepanjang masa
aktifnya pergerakan tersebut ia tidak memberikan tugas sedikit pun kepada
penggantinya dan memperlakukannya sebagaimana orang biasa. Keberatan-keberatan
di atas adalah bukti kuat bahwa Imam Ali a.s. setelah diperkenalkan sebagai
pengganti dan washi Rasulullah SAWW di hari pertama dakwah, memiliki
misi yang tidak berbeda dengan missi Rasulullah SAWW dan orang yang mengikutinya
berarti ia juga mengikuti Rasulullah SAWW.
Kedua,
berdasarkan riwayat-riwayat mutawatir yang dinukil oleh Ahlussunnah dan
Syi’ah, Rasulullah SAWW pernah bersabda bahwa Imam Ali a.s. terjaga dari setiap
dosa dan kesalahan, baik dalam ucapan maupun perilaku. Semua tindakan dan
perilakunya sesuai dengan agama Islam dan ia adalah orang yang paling tahu
tentang Islam.
Ketiga,
Imam Ali a.s. adalah sosok figur yang telah berhasil menghidupkan Islam dengan
pengorbanan-pengorbanan yang telah lakukannya. Seperti, ia pernah tidur di atas
ranjang Rasulullah SAWW di malam peristiwa lailatul mabit ketika
Rasulullah SAWW hendak berhijrah ke Madinah dan kepahlawannya di medan perang
Badar, Uhud, Khandaq dan Khaibar. Seandainya pengorbanan-pengorbanan tersebut
tidak pernah dilakukannya, niscaya Islam akan sirna di telan gelombang
kebatilan.
Keempat, peristiwa Ghadir Khum
adalah puncak keistimewaan yang dimiliki oleh Imam Ali a.s. Sebuah peristiwa
--yang seandainya dapat direalisasikan sesuai dengan kehendak Rasulullah SAWW--
akan memberikan warna lain terhadap Islam.
Semua keistimewaan
dan keistimewaan-keistimewaan lain yang diakui oleh Ahlussunnah bahwa semua itu
hanya dimiliki oleh Imam Ali a.s. secara otomatis akan menjadikan sebagian
pengikut Rasulullah SAWW yang memang mencintai kesempurnaan dan hakikat, akan
mencintai Imam Ali a.s. dan lebih dari itu, akan menjadi pengikutnya. Dan tidak
menutup kemungkinan bagi sebagian pengikutnya yang memang memendam rasa dengki
di hati kepada Imam Ali a.s., untuk membencinya meskipun mereka melihat ia
telah berjasa dalam mengembangkan dan menjaga Islam dari kesirnaan.
Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa
Arab شيعة Syī`ah.
Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.
"Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat
bersejarah Syi`ah `Ali شيعة
علي artinya
"pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi
SAW bersabda: "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang
beruntung" (ya Ali anta wa syi'atuka humulfaaizun)[2]
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan
pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di
atas suatu perkara.[3] Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang
menyatakan bahwa Ali bin
Abu Thalib
sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum
muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau.[4] Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran.
Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.
B.
Bukti Nyata dan Perbedaan antara Agama Islam dengan Agama
Syi’ah
Berikut ini adalah perbedaan yang sangat menonjol antara
agama islam dengan agama syi’ah, yang dengannya mudah-mudahan kaum muslimin
dapat mengetahui hakekat sebenarnya ajaran agama syi’ah.
Pembawa
Agama Islam adalah
Muhammad Rasulullah.
Pembawa Agama Syi’ah adalah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ Al Himyari. [Majmu' Fatawa, 4/435]
Pembawa Agama Syi’ah adalah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ Al Himyari. [Majmu' Fatawa, 4/435]
Rukun
Islam menurut agama Islam:
1. Dua Syahadat
2. Sholat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
Rukun Islam ala agama Syi’ah:
1. Sholat
2. Puasa
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah/Kekuasaan
Rukun Iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu:
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman Kepada Kitab-Kitab
4. Iman Kepada Para Rasul
5. Iman Kepada hari qiamat
6. Iman Kepada Qadha Qadar.
Rukun Iman ala Agama Syi’ah ada 5 Perkara, yaitu:
1. Tauhid
2. Kenabian
3. Imamah
4. Keadilan
5. Qiamat
1. Dua Syahadat
2. Sholat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
Rukun Islam ala agama Syi’ah:
1. Sholat
2. Puasa
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah/Kekuasaan
Rukun Iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu:
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman Kepada Kitab-Kitab
4. Iman Kepada Para Rasul
5. Iman Kepada hari qiamat
6. Iman Kepada Qadha Qadar.
Rukun Iman ala Agama Syi’ah ada 5 Perkara, yaitu:
1. Tauhid
2. Kenabian
3. Imamah
4. Keadilan
5. Qiamat