Kandungan Surat Al Anfal Ayat 72 Tentang Kontrol Diri. Hallo sahabat Coretan Pena, Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat
ya. Aamiin. Dalam kesempatan kali ini admin akan share kepada kalian tentang
salah satu kandungan Ayat Al-Qur’an tentang Kontrol Diri yaitu QS. Surat
Al-Anfal Ayat 72.
Sumber : Pixabay(dot)com |
Dalam postingan ini
admin akan mencoba untuk share tentang apa kandungan serta hikmah dari isi
Surat Al-Anfal ayat 72 yang insya allah mudah untuk kalian pahami.
Langsung saja yuk,
kita bahas apa Kandungan QS. Al-Anfal ayat 72 ini :
Pertama,
pada peristiwa hijrah, ada tiga golongan yang disebutkan QS Al-Anfal (8) ayat
72, yaitu :
(1) Kaum Muhajirin
Muhajirin adalah
orang-orang yang berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Sebelum berhijrah, mereka mengalami kekerasan dan kekejaman yang dilakukan oleh
kaum musyrikin. Namun mereka tetap sabar dan tabah menghadapinya, dan tetap
dalam keimanan. Mereka tetap bertahan dan berjuang membela agama Islam dan
bersedia berkorban dengan harta dan jiwa. Oleh sebab itu mereka mendapat tempat
istimewa disisi Allah SWT dan mendapat tiga sebutan, pertama
"beriman", kedua "berhijrah", dan ketiga "berjuang
dengan harta dan jiwa di jalan Allah".
(2) Kaum Anshar
Kaum Anshar adalah
orang-orang Madinah yang beriman kepada Allah SWT, berjanji kepada Nabi Muhammad
SAW dan kaum Muhajirin untuk bersama-sama berjuang di jalan Allah. Mereka bersedia
menolong, dan berkorban dengan harta dan jiwanya demi keberhasilan perjuangan
Islam. Allah memberikan dua sebutan mulia kepada mereka, pertama "pemberi
tempat kediaman" dan kedua "penolong dan pembantu".
(3) Kaum Muslimin
yang tidak berhijrah ke Madinah.
Mereka tetap tinggal
di Mekah yang dikuasai oleh kaum musyrikin. Mereka tidak dapat disamakan dengan
kaum Muhajirin dan Anshar karena mereka tidak berada dalam lingkungan
masyarakat Islam, tetapi hidup di lingkungan orang-orang musyrik. Oleh karena
itu hubungan antara mereka dengan kaum muslimin di Madinah tidak dapat
disamakan dengan hubungan antara Muhajirin dan Anshar dalam masyarakat Islam.
Hubungan antara sesama mukmin di Madinah sangat erat bahkan seperti saudara
satu keturunan yang tidak lagi membedakan hak dan kewajiban. Hubungan antara
mereka dengan mukmin di madinah hanya diikat atas dasar keimanan saja.
Kedua,
Antara Muhajirin dan Anshor saling melindungi, hidup berdampingan dan saling
tolong menolong.
Ketiga,
Muhajirin dan Anshor melakukan jihad dengan harta dan jiwanya atas dorongan
keimanan kepada Allah SWT.
Keempat,
Allah SWT Maha Melihat dan Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.
QS Al-Anfal (8) ayat
72 menjelaskan bahwa Kaum Muhajirin dan Anshar telah memberikan teladan dalam mujahadah
an-nafs. Secara bahasa mujahadah artinya bersungguh-sungguh, sedangkan an-nafs
artinya jiwa, nafsu, diri. Jadi mujahadah an-nafs artinya perjuangan
sungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar
hukum-hukum Allah SWT. Dalam bahasa Indonesia mujahadah an-nafs disebut dengan
kontrol diri. Kontrol diri merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus
dimiliki setiap muslim.
Menurut Al-Qur’an
nafsu dibagi menjadi tiga, yaitu :
Pertama,
Nafsu Ammarah, yaitu nafsu yang mendorong manusia kepada keburukan (QS Yusuf
[12] ayat 53)
Kedua,
Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang menyesali setiap perbuatan buruk (QS
Al-Qiyamah [75] ayat 2)
Ketiga,
Nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang tenang (QS Al-Fajr [89] ayat 27-30)
Dari ketiga nafsu
yang disebutkan Al-Qur’an diatas, kita tahu bahwa nafsu Ammarah mendorong
manusia untuk berbuat maksiat. Kemaksiatan akan menjauhkan kita dari rahmat
Allah SWT serta akan menimbulkan kegelisahan dalam hati. Oleh karena itu Islam
mengajarkan mujahadah an-nafs supaya hidup kita bahagia dunia dan akhirat.
Hawa nafsu memiliki
kecenderungan untuk mencari berbagai macam kesenangan dengan tidak mempedulikan
aturan agama. Jika kita menuruti hawa nafsu maka sesungguhnya hati kita telah
tertawan dan diperbudak oleh hawa nafsu itu. Nabi Muhammad SAW menyebut jihad
melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (jihadul akbar), sedangkan jihad
memerangi orang kafir sebagai jihad kecil (jihadul asghar). Mengapa demikian ?
Hal ini dikarenakan jihad melawan nafsu berarti jihad melawan hal – hal yang
menyenangkan, digemari, dan disukai. Sedangkan jihad melawan orang kafir
berarti jihad melawan musuh yang kita benci. Bukankah menghindari sesuatu yang
kita senangi jauh lebih berat daripada menghindari sesuatu yang kita benci ?
Sebagaimana sebuah
hadits yang Artinya : ”Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: "Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan
nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu)." (HR
Bukhari)
Manfaat dan Hikmah Kontrol
Diri
Seseorang yang
melakukan kontrol diri (mujahadah an-nafs) akan memperoleh manfaat dan hikmah
sebagai berikut :
1) Hati
semakin bersih dan tenang
2) Memperoleh
kebahagiaan lahir dan batin
3) Diberi
kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan amal shaleh
4) Dijauhkan
dari sifat-sifat tercela, seperti iri, dengki dan sombong
5) Dicintai
Allah SWT dan sesama manusia
6) Mendapatkan
hidayah yang sempurna dari Allah SWT
7) Mendapatkan
ridha dari Allah SWT
Demikian tulisan Kandungan
Surat Al Anfal Ayat 72 Tentang Kontrol Diri. Semoga bermanfaat ya.